Pengendalian intern atas formulir sangat diperlukan karena formulir merupakan alat untuk menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan, merekam data transaksi bisnis perusahaan, mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan, menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain di dalam organisasi yang sama atau organisasi lain. Dengan adanya pengendalian intern atas formulir yang memadai, diharapkan dapat menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisa bagaimana penerapan sistem pengendalian intern atas formulir pada PT Gramedia Pustaka Utama yang bergerak dalam bidang penerbitan buku. Siapa yang berhak untuk melakukan otorisasi pada formulir, apakah formulir bernomor urut tercetak, apakah formulir memanfaatkan tembusan, jika memanfaatkan tembusan apakah tembusan yang dibuat sudah mencukupi, apakah dalam merancang suatu formulir sudah sesuai dengan prinsip-prinsip perancangan formulir, dan lain-lain. Disini penulis hanya memusatkan pada formulir yang digunakan dalam prosedur penjualan.
Metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan cara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca dan mempelajari beberapa literatur, majalah, dan kumpulan catatan, serta pengetahuan yang diperoleh penulis selama kuliah, sedangkan penelitian lapangan dilakukan dengan pengamatan langsung dan peninjauan ke lokasi dengan cara melakukan wawancara dengan kepala bagian penjualan, staf penjualan, dan staf gudang.
Berdasarkan penelitian yang sudah penulis lakukan maka penulis berkesimpulan bahwa secara garis besar pengendalian intern atas formulir pada PT Gramedia Pustaka Utama sudah baik, terbukti dari formulir yang digunakan dalam prosedur direct marketing PT Gramedia Pustaka Utama sudah mencerminkan adanya pembagian tugas dan wewenang, sistem otorisasi dan praktik yang sehat.
Namun masih ada beberapa kelemahan yang penulis temukan seperti yang melakukan otorisasi pada masing-masing formulir tidak ada nama jelas, tidak ada ruang untuk otorisasi pada beberapa formulir, dan lain-lain. Penulis juga memberikan beberapa saran yang ada dalam bab V, yang mungkin dapat diterapkan dalam perusahaan yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang. |