PT. Walsin Lippo Industries merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri steel wire dan aluminium wire. Berkembangnya infrastruktur perkotaan dalam dan luar negeri, membuat banyak pesaing – pesaing baru yang bermunculan. PT. Walsin Lippo Industries harus meningkatkan daya saing agar tetap bertahan dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Sedangkan saat ini perusahaan belum mengetahui aset lain selain fisik dan keuangan, yaitu intellectual capital. Oleh karena itu dibutuhkan perancangan model dan pengukuran intellectual capital pada PT. Walsin Lippo Industries. Perancangan model intellectual capital pada PT. Walsin Lippo Industries menggunakan intellectual capital process model yang terdiri dari empat tahapan, yaitu : business concept, key success factors, indicators dan categories of intellectual capital. Pengukuran nilai intellectual capital pada PT. Walsin Lippo Industries menggunakan metode Skandia Navigator, dimana intellectual capital menurut Skandia Navigator merupakan gabungan dari empat komponen, yaitu : human capital, process capital, customer capital dan renewal & development capital. Pengukuran nilai intellectual capital terdiri dari empat tahapan, yaitu : pembobotan dengan kuesioner pairwise comparison, penentuan tolak ukur indikator, penilaian indikator dan pengukuran nilai intellectual capital. Hasil pengolahan data kuesioner pairwise comparison memperlihatkan bahwa komponen customer capital merupakan komponen intellectual capital yang terpenting (45,67%). Pengukuran nilai intellectual capital tahun 2005 memperlihatkan nilai intellectual capital pada tahun tersebut sebesar 2,6933 (cukup). Sedangkan nilai intellectual capital pada tahun 2006 adalah sebesar 2,9936 (cukup). Terjadinya peningkatan nilai intellectual capital pada tahun 2006 ini disebabkan karena adanya peningkatan nilai indikator persentase rata – rata efisiensi kapasitas mesin produksi, persentase loyalitas pelanggan, durasi waktu menangani keluhan pelanggan serta jumlah produk baru yang dihasilkan. Berdasarkan hasil nilai intellectual capital tahun 2005 dan 2006, PT. Walsin Lippo Industries memiliki beberapa kelemahan dilihat dari nilai beberapa indikator yang masih buruk atau sangat buruk selama dua tahun, seperti jumlah pelanggan baru, kemampuan mesin produksi, pelatihan yang kurang, tingkat kedisiplinan karyawan dan operator serta pengembangan teknologi dan inovasi yang kurang. Nilai intellectual capital tahun 2005 dan 2006 pada PT. Walsin Lippo Industries serta analisis SWOT mendasari penentuan usulan strategi tambahan bagi PT. Walsin Lippo Industries dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. |