PT. Polysari CitraTama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pembuatan styrofor, masalah yang dihadapi perusahaan adalah sering terjadi kerusakan pada mesin-mesin yang ada sehingga menyebabkan kualitas menurun dan terganggunya proses produksi perusahaan. Melalui data-data yang telah dikumpulkan selama 6 bulan, dapat diketahui mesin block moulding merupakan mesin yang memiliki nilai downtime terbesar dan persentase cacat rata -rata terbesar dibandingkan lini produksi lainnya. Penerapan Statistical Process Control dan program perawatan mesin merupakan pemecahan untuk menurunkan tingkat cacat dan menurunkan tingkat kerusakan mesin yang terjadi. Tahap-tahap yang dilalui yaitu dengan pembuatan peta kendali untuk mengukur kemampuan suatu proses yaitu 0,988181, analisis diagram pareto dan diagram sebab akibat untuk memprioritaskan dan mengidentifikasikan permasalahan dimana terdapat 4 jenis karakteristik kualitas yaitu penggumpalan, pembengkakan, renggang, dan keriput. Perbaikan yang dilakukan untuk 4 jenis karakteristik kualitas adalah dengan program perawatan mesin untuk memberikan usulan penentuan jumlahfrekuensi pemeriksaan dan interval penggantian dengan menggunakan kriteria minimasi downtime. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan mesin yang memiliki downtime terbesar selama 6 bulan berdasarkan persentase downtime terbesar yaitu mesin block moulding, selanjutnya menentukan mesin block moulding yang memiliki downtime terbesar dari keempat unit mesin block moulding yang ada yaitu mesin block moulding IV. Kemudian dilakukan analisis FMECA untuk menganalisis penyebab kerusakan mesin, efek yang ditimbulkan karena kerusakan komponen, serta tingkat kekritisan dari komponen. Setelah dilakukan analisis FMECA, didapatkan dua komponen kritis yaitu pressure gauge dan pressure oil dengan tingkat kekritisan yang masih baik sehingga perawatan yang diusulkan adalah preventive maintenance. Dari perhitungan preventive maintenance didapatkan bahwa interval waktu yang optimal untuk melaksanakan penggantian pencegahan kerusakan adalah setiap 757 jam sekali (32 hari sekali) untuk komponen pressure oil. Sementara untuk kegiatan pemeriksaan komponennya dilaksanakan setiap 126,653 jam sekali (6 hari sekali) untuk komponen pressure gauge, 158,753 jam sekali (7 hari sekali) untuk komponen pressure oil. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tindakan ini diperkirakan dapat menghasilkan tingkat ketersediaan komponen pressure gauge sebesar 0,996052, dan 0,99402 untuk komponen pressure oil. Tindakan ini juga diperkirakan dapat mencapai tingkat keandalan untuk komponen pressure gauge sebesar 46,698% dan meningkatkan keandalan komponen pressure oil sebesar 78,781% daripada tingkat keandalan saat ini sebesar 55,5692%. Sementara untuk biaya perawatan usulan dengan preventive maintenance ini didapatkan sebesar Rp839.790 / 6 bulan yang jauh lebih menguntungkan daripada perawatan saat ini dengan corrective maintenance sebesar Rp. 333.281.867 / 6 bulan. Setelah dilakukan implementasi usulan perbaikan selama 2 minggu maka didapatkan peningkatkan kapabilitas proses menjadi 0,994169. |