Anda belum login :: 25 Apr 2025 06:03 WIB
Detail
BukuGambaran kecenderungan kecemasan, depresi, somatisasi, dan gangguan keberfungsian pada survivor gempa dan tsunami di Aceh
Bibliografi
Author: Rodja, Chandra Gautama ; Hidayat, Lidia Laksana (Advisor)
Topik: Depresi; Somatisasi; Survivor gempa
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2007    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-949
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Peristiwa guncangan gempa dan tsunami pada hari Minggu, 26 Desember 2004 memporak porandakan sebagian wilayah Barat Indonesia. Pusat gempa yang berjarak 149 kilometer sebelah barat Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaporkan kekuatannya mencapai angka 8,9 pada skala Richter. Tsunami diakui sebagai bencana terdahsyat dalam sejarah lima dekade terakhir yang menghancurkan rumah-rumah penduduk, bangunan infrastuktur lain, menelan korban jiwa, korban luka dan lain sebagainya. Laporan BAKORNAS [WHO, 2005] menyebutkan data orang meninggal sebanyak 170.000 jiwa, hilang 30.000 jiwa, luka-luka 8.500 jiwa dan kehilangan tempat tinggal 394.285 jiwa. Fakta itu menyebutkan bahwa bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh membuat beberapa orang kehilangan sebagian dan bahkan seluruh anggota keluarganya.
Beberapa ahli melihat konektivitas bencana dengan gangguan-gangguan sosial dan psikologis. Farberow dan Friedrick (1978) mengatakan bahwa bencana mengganggu banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari. Depresi bisa jadi muncul akibat kehilangan atau kondisi yang menekan ini. Pada umumnya depresi melibatkan gejala kecemasan akibat kesulitan mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar. Apalagi dukungan sosial tidak lagi dapat membantu akibat rusaknya struktur dan organisasi sosial masyarakat. Somatisasi dan gangguan fungsi pun dapat berkembang dengan kondisi tersebut.
Dalam usaha mendapatkan gambaran kecenderungan kecemasan, depresi, somatisasi dan gangguan keberfungsian pada survivor berhubungan dengan gempa bumi dan tsunami, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di bidang tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dan metode kualitatif. Alat ukur yang digunakan untuk metode kuantitatif adalah Client Improvement Form (CIF). Sedangkan untuk alat ukur metode kualitatif akan digunakan metode wawancara. Kuesioner-kuesioner CIF diadministrasikan di Banda Aceh dan Lhokseumawe dengan jumlah total responden sebesar 119 yang terdiri dari 114 subyek kuesioner dan 4 subyek wawancara.
Hasil temuan penelitian memberikan data gambaran kecenderungan kecemasan, depresi, somatisasi dan gangguan keberfungsian pada kelompok sampel penelitian yang adalah survivor gempa bumi dan tsunami di Aceh. Pada pengukuran kecemasan terdapat 14 responden (12,28%) tergolong pada kelompok rendah, 81 responden (71,05%) tergolong menengah dan 19 responden (16,67%) tergolong tinggi. Pada alat pengukuran depresi dengan kelompok sampel yang sama ditemukan 17 responden (14,91%) tergolong pada kelompok rendah, 79 responden (69,30%) tergolong menengah dan 18 responden (15,79%) tergolong tinggi. Pada alat pengukuran somatisasi tercatat 10 responden (13,16%) yang tergolong pada kelompok rendah, 79 responden (69,30%) tergolong menengah dan 25 responden (21,93%) tergolong tinggi, sedangkan pada pengukuran gangguan keberfungsian menunjukkan 15 responden (13,16%) tergolong pada kelompok rendah, 81 responden (71,05%) tergolong pada kelompok menengah dan 18 responden (15,79%) tergolong tinggi. Penelitian juga memberikan gambaran kecenderungan kecemasan, depresi, somatisasi dan gangguan keberfungsian dikaitkan dengan golongan rentang usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pengalaman yang kurang menyenangkan pada masa konflik TNI dan GAM, jenis kehilangan dan jumlah kehilangan dalam memperkaya penjabaran temuannya.
Secara kualitatif, gangguan kecemasan ditandai rasa takut muncul pada seluruh responden wawancara. Muatan depresi muncul pada rasa sedih yang masih tersisa pada keempat responden. Gejala putus asa, hilangnya nafsu makan, menyesal, kesepian dan pasrah juga dirasakan oleh beberapa responden juga menunjukkan adanya kecenderungan depresi pada subjek. Gejala somatisasi dominan muncul pada keluhan pusing kepala, panas dalam, jantung berdebar, nyeri di perut dan lemas di persendian. Gangguan keberfungsian muncul berupa gejala tidak bisa berfikir, malas kerja, cenderung malas duduk-duduk dan berbincang dengan orang lain, malas untuk datang ke pertemuan-pertemuan kampung. Namun sebaliknya, meningkatkan beberapa kegiatan, terutama aktivitas rekreasi dan religius. Gangguan stres pasca trauma pun ditemukan dalam bentuk gejala rasa malas melihat laut, lebih mudah terkejut karena trauma, teringat hingga tidak bisa melupakan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.25 second(s)