Anda belum login :: 03 Jun 2025 12:20 WIB
Detail
BukuQUALITY OF LIFE PADA LANJUT USIA Studi Perbandingan pada Janda atau Duda Lansia antara yang Tinggal di Rumah Bersama Keluarga dengan yang Tinggal di Panti Werdha
Bibliografi
Author: ELVINIA ; Arman, Maria Elisabeth (Advisor)
Topik: Quality of Life Lanjut Usia
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2006    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-913
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Dalam masyarakat terjadi kontradiksi mengenai tempat tinggal terbaik bagi lansia yaitu di rumah bersama keluarga atau di panti werdha. Tempat tinggal memiliki pengaruh dan peranan penting terhadap kualitas kehidupan lansia. Akan tetapi, sejauhmana perbedaan kualitas hidup (quality of life) lansia di antara kedua tempat tinggal belum diketahui secara pasti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data dan gambaran yang jelas diperlukan suatu penelitian ilmiah.
Penelitian ini melihat perbedaan kualitas hidup antara lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga dengan lansia yang tinggal di panti werdha. Pengukuran kualitas hidup lansia dilakukan dengan kuesioner WHOQOL BREF (World Heath Organization Quality of Life Bref version). Alat tes WHOQOL BREF terdiri dari empat domain yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Oleh karena tidak terdapat nilai total secara keseluruhan maka nilai yang diperoleh dari WHOQOL BREF berupa nilai pada masing-masing domain sehingga terdapat empat hipotesis yang akan diuji. Alat ukur ini dipilih karena mempertimbangkan keterbatasan kondisi subyek penelitian, maka digunakan kuesioner yang jumlah itemnya tidak terlalu banyak tetapi tetap memiliki lingkup yang baik dalam menjawab permasalahan lansia.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa lansia yang tinggal di panti werdha lebih merasa kesepian daripada lansia yang tinggal di rumah di mana rasa kesepian berdampak negatif terhadap quality of life (Ekwall, 2005). Berdasarkan data tersebut, peneliti berasumsi bahwa quality of life lansia yang tinggal di rumah lebih tinggi daripada lansia yang tinggal di panti werdha maka data penelitian akan diolah dengan menggunakan t-test: case II: independent means; one tail (pengujian satu ekor). Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah berusia 60 – 85 tahun, lansia yang masih sehat secara fisik dan psikologis, status sosial ekonomi menengah dan menengah ke atas, dan tidak memiliki pasangan yang bertempat tinggal di Jakarta. Berdasarkan uji statistik terhadap 79 responden yaitu 41 lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga dan 38 lansia yang tinggal di panti werdha, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Ada perbedaan yang signifikan pada domain kesehatan fisik lansia antara lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga dengan lansia yang tinggal di panti werdha; (2) Ada perbedaan yang signifikan pada domain psikologis lansia antara lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga dengan lansia yang tinggal di panti werdha; (3) Tidak ada perbedaan yang signifikan pada domain hubungan sosial antara lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga dengan lansia yang tinggal di panti werdha; serta (4) Ada perbedaan yang signifikan pada domain lingkungan antara lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga dengan lansia yang tinggal di panti werdha.Secara umum, hasil menunjukkan perbedaan yang signifikan, yang berarti lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga secara fisik, psikologis, dan kepuasannya terhadap lingkungan lebih tinggi daripada lansia yang tinggal di panti werdha. Hal ini dikarenakan lansia memiliki keterikatan dengan rumahnya atau attachment to home (O’Bryant & Wolf, 1983) sehingga lansia lebih merasa memiliki kontrol, rasa aman, memiliki identitas diri, konsep diri, self esteem, dan perasaan yang positif (Golant, 2003). Oleh karena itu, jika lansia harus pindah ke tempat tinggal yang baru seperti panti werdha, terdapat kemungkinan munculnya kesulitan beradaptasi sehingga mereka merasa stres, kehilangan kontrol atas hidupnya, dan kehilangan identitas diri yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap quality of life. Akan tetapi, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada domain hubungan sosial. Hal ini dikarenakan masing-masing tempat tinggal memberikan dukungan yang cukup bagi lansia. Lansia yang tinggal di panti werdha memiliki teman-teman sebaya sebagai pemberi dukungan sosial. Selain itu, mereka juga mendapat kunjungan dari keluarganya. Sedangkan, lansia yang tinggal di rumah memiliki kedekatan dengan keluarga di mana keluarga merupakan sumber dukungan emosional (Antonucci & Akiyama dalam Papalia dkk., 2001).Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa quality of life lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga secara signifikan lebih tinggi daripada lansia yang tinggal di panti werdha.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.296875 second(s)