Meningkatnya kebutuhan industri hiburan di tanah air selama beberapa tahun terakhir telah mendorong maraknya profesi penari tarian modern, khususnya di Jakarta. Berbagai media televisi secara teratur menggunakan jasa penari tarian modern, sehingga jumlah penari jenis ini terus meningkat dan semakin bersaing. Penari tarian modern, khususnya wanita, di masa kini diarahkan untuk percaya bahwa satu-satunya jalan untuk merasa menarik dan cantik adalah dengan memiliki tubuh yang tidak berisi. Berbagai upaya dilakukan untuk memperoleh bentuk tubuh yang digambarkan oleh masyarakat sebagai standar ideal bagi penari masa kini. Keinginan untuk memiliki tubuh yang lebih langsing dapat memicu timbulnya masalah ketidakpuasan terhadap tubuh, dan menumbuhkan keyakinan individu bahwa penampilannya tidak memenuhi standar pribadi maupun sosial, sehingga ia menilai rendah tubuhnya. Berbagai penelitian secara konsisten menghubungkan citra tubuh negatif dengan gangguan makan, yaitu hampir setiap orang yang memiliki gangguan makan, ia pun memiliki gangguan citra tubuh. Dengan tuntutan sebagaimana diuraikan diatas, populasi penari wanita diduga rentan terhadap masalah citra tubuh (Thompson, Heinberg, Altabe, dkk, 1999). Oleh karena itu, populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah penari wanita. Peneliti berasumsi dengan melakukan penelitian terhadap populasi yang rentan terhadap kepuasan citra tubuh dan perilaku makan, yaitu dalam hal ini pada penari, maka peneliti akan mendapatkan hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan jumlah sampel sebesar 100 penari tarian modern wanita usia dewasa muda di Jakarta dengan menggunakan teknik accidental sampling. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam yaitu alat ukur citra tubuh yang merupakan adaptasi dari alat ukur Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire (MBSRQ) dan alat ukur perilaku makan merupakan adaptasi dari alat ukur Eatting Attitude Test versi 26 (EAT-26). Dari hasil uji coba diperoleh 56 item citra tubuh dengan validitas antara 0,2694-0,6842 dan reliabilitas sebesar 0,933. Sedangkan pada alat ukur perilaku makan diperoleh 26 item dengan validitas antara 0,365-0, 668 dan reliabilitas sebesar 0,764. Data yang didapat dari penelitian kemudian dianalisa dengan menggunakan teknik korelasi Pearson’s Product Moment dengan bantuan program SPSS 13.0. Didapatkan hasil korelasi sebesar 0,381, hal ini menandakan ada hubungan yang signifikan antara citra tubuh dengan perilaku makan pada penari tarian modern wanita usia dewasa muda di Jakarta. Selain itu, dari penelitian ini juga didapatkan bahwa ada beberapa subjek penelitian yang mengalami gangguan perilaku makan.Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Ada beberapa kelemahan dari penelitian ini yang dibahas di bagian diskusi. Kelemahan yang pertama yaitu tidak digunakannya indikator yang tepat untuk menggolongkan status sosial ekonomi subjek sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan lebih jauh mengenai hal ini. Peneliti juga menggunakan indikator yang kurang sesuai untuk menggambarkan apakah pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap subjek penelitian sehingga dapat membentuk konsep kepuasan citra tubuh yang dimiliki sekarang. Penelitian ini juga berusaha mendapatkan gambaran mengenai tingkat kesehatan subjek dengan menggunakan rata-rata lamanya berlatih dan waktu pertunjukan. Gambaran tersebut juga kurang dapat menjelaskan tingkat kesehatan mengingat masih banyak jenis aspek lain yang mempengaruhi tingkat kesehatan penari. Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut maka peneliti berusaha memberikan beberapa saran bagi penelitian selanjutnya. Untuk lebih dapat menggambarkan status sosial ekonomi sebaiknya digunakan indikator yang lebih sesuai misalnya besar gaji orang tua atau banyaknya fasilitas yang dimiliki oleh subyek. Teknik penelitian kualitatif juga sebaiknya melengkapi penelitian sejenis supaya peneliti bisa mendapatkan gambaran yang lebih mendalam mengenai konsep citra tubuh positif yang mempengaruhi penari. Gambaran perilaku makan yang ingin dilihat juga sebaiknya diperluas atau diperbanyak dengan memasukkan sumber-sumber media lain, misalnya televisi. Untuk penelitian selanjutnya juga dapat diteliti bagaimana hubungan antara citra tubuh dengan perilaku makan pada subyek dengan tipe trait kepribadian yang spesifik, mengingat penelitian ini menunjukkan adanya keterkaitan dengan aspek psikologis individu. |