Masa remaja adalah masa yang sangat penting bagi pembentukkan nilai seorang individu, terutama pada masa remaja akhir. Demikian pula halnya dengan remaja putri. Nilai remaja putri akan mempengaruhi pilihannya (Schwartz & Bardi, 2001), termasuk pilihan aktivitasnya. Salah satu aktivitas yang banyak digemari remaja putri adalah membaca majalah (Anderson, 2001; Santrock, 2003), terutama majalah wanita. Majalah wanita dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu majalah wanita lokal dan franchise. Perbedaan kedua jenis majalah tersebut terletak pada formula editorialnya (Mooij, 1994). Perbedaan asal formula editorial mengakibatkan perbedaan budaya yang ditularkan oleh masing-masing majalah (Kellner, 2003). Budaya dalam media akan menetukan hal-hal apa saja yang dianggap sebagai nilai-nilai penting dalam masyarakatnya (Flavel et al, 1993). Perbedaan budaya majalah lokal dan franchise tersebut terlihat dari karakteristik isinya. Isi majalah wanita franchise cenderung menggambarkan nilai-nilai pada dimensi self-enhancement (mengutamakan kepentingan diri) dan openness to change (keterbukaan terhadap perubahan), sedangkan majalah wanita lokal lebih menggambarkan nilai-nilai pada dimensi self-transcendence (mengutamakan kepentingan di luar dirinya) dan conservation (konservasi). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat perbandingan gambaran nilai pembaca majalah lokal dan franchise. Penelitian ini merupakan penelitian awal mengenai nilai remaja putri dan media massa, khususnya majalah, dan juga merupakan bahan evaluasi bagi industri majalah. Subjek dalam penelitian ini adalah 69 orang remaja putri akhir (18-23 tahun), yang terbagi atas 22 pembaca majalah wanita lokal dan 47 pembaca majalah franchise, berstatus sebagai mahasiswi, serta tinggal di wilayah Jabodetabek. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Nilai remaja putri diukur dengan alat ukur PVQ (Portrait Value Questionaire). Sedangkan informasi mengenai aktivitas responden dalam membaca majalah diperoleh melalui teknik wawancara dengan panduan wawancara terstruktur. Untuk melihat perbedaan antara kedua kelompok pembaca, peneliti menggunakan metode statistik non parametrik Mann-Whitney U, karena distribusi samplingnya tidak normal. Kemudian untuk melihat gambaran subjek dan prioritas nilainya, peneliti menggunakan metode mean dan median. Berdasarkan hasil penghitungan statistik, ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai pembaca majalah wanita lokal dan franchise. Perbedaannya hanya terlihat pada urutan prioritas nilainya saja. Pembaca majalah wanita lokal memiliki nilai tradition dan conformity yang lebih tinggi dari pembaca majalah franchise. Sedangkan pembaca majalah wanita franchise memiliki nilai achievement yang lebih tinggi. Perbedaan priorotas nilai tersebut sesuai dengan perbedaan budaya Indonesia dan budaya Barat. Hal ini menjadi indikasi bahwa budaya Barat dalam majalah franchise sedikit banyak mempengaruhi nilai pembacanya. Untuk membuktikan indikasi tersebut, maka peneliti menyarankan agar diadakan penelitian lanjutan mengenai pengaruh majalah franchise terhadap nilai-nilai masyarakat Indonesia. |