Anda belum login :: 29 Apr 2025 14:40 WIB
Detail
BukuPerbedaan Motivasi Belajar pada Siswa Sekolah Dasar Kelas IV yang Mengikuti Les Pelajaran dengan yang Tidak Mengikuti Les Pelajaran (Penelitian pada SDK 6 BPK PENABUR)
Bibliografi
Author: DERMAWAN, SILKA ; Yuliastini, Natalia (Advisor)
Topik: Motivasi Belajar; Siswa Sekolah Dasar; Keikutsertaan Les Pelajaran
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2006    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-866
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Tasmin (2002) mengungkapkan bahwa saat ini anak Sekolah Dasar bersekolah dengan waktu sekolah yang lebih panjang dan setelah itu, anak masih harus mengikuti berbagai macam kegiatan les demi mencapai prestasi akademik yang memuaskan di sekolahnya. Suhaenah (2004) berpendapat bahwa dengan memperpadat kegiatan anak justru dapat membawa hasil yang bertolak belakang dengan harapan orang tua semula, yaitu prestasi yang tinggi. Stainback dan Stainback (1999) mengatakan bahwa jumlah waktu belajar mandiri (di luar jam belajar sekolah) dalam 1 hari yang baik untuk dilakukan oleh anak berusia 7 hingga 12 tahun adalah cukup 1 hingga 2 jam setiap hari, selama 5 hari dalam satu minggunya dan dilakukan secara konsisten. Hal ini tentunya dilakukan agar anak tidak mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun rohani (psikis) seperti yang diungkapkan oleh Slameto (1991). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh, sedangkan kelelahan rohani (psikis) ditandai dengan adanya kelesuan, kebosanan dan sulit berkonsentrasi. Kelelahan jasmani dan rohani (psikis) di atas, salah satunya dapat disebabkan oleh banyaknya kegiatan atau les yang dialami anak sekolah. Murtisari (2005) mengatakan bahwa tanpa mengikuti pelajaran tambahan, sebetulnya anak sudah lelah dengan aktivitas belajar di sekolah, apalagi bila anak masih harus menjalani berbagai aktivitas les sesudah pulang sekolah. Slameto (1991) menambahkan bahwa kelelahan ini dapat menyebabkan motivasi untuk belajar menurun padahal Theios (dalam Atkinson,1964) mengatakan bahwa motivasi pada individu ini sangat penting dalam proses belajar karena motivasi akan mempengaruhi timbulnya keinginan untuk belajar dan banyaknya materi yang dipelajari. Selain itu Sardiman (1996) menambahkan bahwa motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasarkan adanya motivasi dalam belajar, maka akan dapat menghasilkan prestasi yang baik. Berangkat dari fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa Sekolah Dasar kelas IV yang mengikuti les pelajaran dengan yang tidak mengikuti les pelajaran. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji apakah terdapat perbedaan motivasi belajar yang signifikan antara siswa Sekolah Dasar Kelas IV yang mengikuti les pelajaran dengan yang tidak mengikuti les pelajaran.Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan menggunakan teknik sampling accidental sampling. Sampel yang digunakan adalah anak-anak Sekolah Dasar kelas IV di SDK 6 BPK PENABUR. Alat ukur motivasi belajar peneliti susun dengan mengacu kepada teori ciri-ciri motivasi belajar tinggi yang dikemukakan oleh Sardiman (1996), yaitu tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya dan tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah.Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan analisis uji U Mann-Whitney. Dari hasil analisis statistik, didapat hasil bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi belajar pada siswa kelas IV Sekolah Dasar yang mengikuti les pelajaran dengan yang tidak mengikuti les pelajaran di sekolah SDK 6 BPK PENABUR. Selain itu, dari hasil perhitungan tambahan didapatkan bahwa hampir seluruh subyek penelitian pada kedua kelompok sampel penelitian memiliki motivasi belajar yang cenderung tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena karakteristik sekolah yang memiliki tingkat persaingan prestasi yang tinggi antar siswanya sehingga membuat siswa di sekolah tersebut memiliki motivasi belajar yang cenderung tinggi agar tidak tertinggal prestasi belajarnya dengan teman-teman di kelas. Oleh sebab itu, bagi siswa yang merasa kurang mampu mengikuti persaingan prestasi, maka memilih mengikuti les pelajaran tambahan walaupun pada akhirnya mereka harus mengalami kelelahan Untuk penelitian serupa, penulis menyarankan melengkapi kuesioner dengan wawancara yang lebih mendalam untuk mengecek ulang kuesioner yang telah diisi oleh responden. Selain itu peneliti menyarankan pula agar membandingkan motivasi belajar dengan hasil prestasi belajar siswa agar data ini semakin memperkaya diskusi. Bagi orang tua murid juga disarankan agar menjaga motivasi belajar ini dengan meminta pendapat siswa dalam menentukan jadwal belajar dan kegiatan belajarnya. Selain itu, bagi guru dan pihak sekolah juga disarankan untuk mendukung terjaganya motivasi belajar ini dengan menyediakan fasilitas yang baik, menjaga suasana belajar yang menyenangkan dan menantang serta menjaga hubungan antara siswa dengan guru atau antar siswa dengan baik.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)