Anda belum login :: 04 Jun 2025 12:43 WIB
Detail
BukuHubungan Harga Diri dengan Partisipasi Aktif Remaja dalam Kegiatan Bermusik dan Berseni Pertunjukan di Waktu Luang
Bibliografi
Author: Paramita, Galuh ; Herabadi, Astrid Gisela (Advisor)
Topik: Harga diri; remaja; waktu luang; musik dan seni pertunjukan aktif
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2006    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-851
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Kebutuhan akan aktivitas waktu luang tampaknya semakin meningkat. Hal ini terlihat dari berkembangnya berbagai sarana hiburan pengisi
waktu luang. Aktivitas waktu luang memiliki pengertian aktivitas di luar kewajiban keluarga dan sosial, yang memiliki tujuan pribadi baik untuk bersantai, hiburan, atau memperluas pengetahuan dan partisipasi sosial atau melatih kapasitas
kreatif seseorang (Dumazedier, dalam Neulinger, 1974). Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pilihan aktivitas waktu luang
adalah usia. Remaja merupakan masa dimana aktivitas waktu luang itu penting, karena remaja dapat menemukan dan mengeksplorasi dirinya melalui aktivitas waktu luang yang dipilihnya yang berguna bagi pembentukan identitas dirinya.
Di antara berbagai jenis aktivitas waktu luang, aktivitas yang paling dekat dengan kehidupan remaja adalah yang berhubungan dengan musik, baik secara pasif maupun aktif. Kegiatan bermusik secara aktif dapat dianggap sebagai bagian
dari kegiatan berseni pertunjukan karena biasanya memiliki tujuan akhir untuk ditampilkan.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa aktivitas yang mendukung perkembangan diri yang positif bagi kaum muda adalah yang bersifat aktif serta
melibatkan keterampilan dan penguasaan. Adapun penampilan di depan penonton merupakan salah satu indikator dari penguasaan akan aktivitas, dalam hal ini bermusik dan berseni pertunjukan aktif. Salah satu aspek diri yang penting dan ikut berkembang bersama dengan pembentukan konsep diri adalah harga diri (self esteem). Sejumlah penelitian diluar negeri telah membuktikan bahwa murid sekolah yang mengikuti aktivitas ekstrakulikuler yang berhubungan dengan musik dan seni pertunjukan memiliki penghargaan terhadap diri yang lebih tinggi daripada murid-murid yang tidak mengikuti ekstrakulikuler tersebut, misalnya dalam kegiatan band dan paduan
suara (Reynolds, 1992). Oleh karena itu penelitian ini bertujuan membuktikan apakah benar di Indonesia kegiatan bermusik dan berseni pertunjukan aktif yang dipilih sendiri oleh remaja di waktu luangnya berhubungan dengan tingkat harga
diri mereka.Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian survey mengenai pola aktivitas dan konsumsi remaja Jakarta. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa/I Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta yang tergolong berusia remaja akhir, yaitu
antara 18-22 tahun. Pengukuran self esteem menggunakan alat ukur SLCS-r yang melihat self esteem dari 2 dimensi yang saling mempengaruhi namun tidak selalu sejalan, yaitu self liking dan self competence. Self liking diartikan sebagai penilaian seseorang akan dirinya sebagai objek sosial, sementara self competence merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya sebagai agen kausal (Tafarodi & Swann, 1995). Partisipasi aktif remaja dalam kegiatan bermusik dan berseni pertunjukan didapatkan dari hasil wawancara terstruktur.
Dengan menggunakan metode analisa statistik Biserial Correlation, diperoleh kesimpulan yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara harga diri dengan partisipasi remaja dalam kegiatan waktu luang bermusik dan berseni pertunjukan aktif. Hasil penelitian tersebut bisa disebabkan karena aktivitas bermusik dan berseni pertunjukan aktif bukan satu-satunya aktivitas yang
dilakukan oleh subyek di waktu luangnya, dan aktivitas tersebut juga mencakup berbagai aktivitas spesifik. Karena itu kemungkinan terdapat perbedaan subyektif dalam tujuan dan bagaimana memaknai aktivitas yang dilakukan. Selain itu alat ukur juga tidak mengukur sejauh mana subyek menguasai keterampilan dalam bermusik dan berseni pertunjukan serta berapa lama subyek
telah menekuni aktivitas tersebut. Saran untuk penelitian lanjutan adalah dengan menggali lebih dalam mengenai pencapaian dalam aktivitas bermusik dan berseni pertunjukan dan melihat perbandingan dengan kelompok usia lainnya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.078125 second(s)