Kegiatan ekstrakurikuler dipercaya menjadi kunci pengembangan kepribadian (College Extracurricular Activity, 2006). Berbagai manfaat positif kegiatan ini telah dibuktikan dalam berbagai penelitian. Untuk mendorong mahasiswa berpartisipasi dalam kegiatan ini, universitas menyediakan bermacam-macam bentuk kegiatan agar mahasiswa dapat memilih sesuai dengan minatnya. Namun, fakta menunjukkan bahwa yang mengikuti kegiatan ini jauh lebih sedikit daripada yang tidak ikut. Padahal hampir semua mahasiswa di Jakarta memiliki pola kehidupan yang sama. Umumnya mereka belum menikah, belum bekerja, masih bergantung pada orangtua, sehingga dapat dikatakan bahwa kesibukan mereka hampir sama. Dengan kesibukan yang hampir sama mengapa ada mahasiswa yang memilih ikut kegiatan ekstrakurikuler dan mengapa ada yang tidak? Faktor internal diduga menjadi penyebabnya. Kepribadian oleh para ahli psikologi dipercaya sebagai faktor internal yang menyebabkan munculnya perilaku. Peneliti tertarik untuk melihat faktor internal tersebut dengan melihat perbandingan profil kepribadian mahasiswa yang ikut dan tidak ikut kegiatan ekstrakurikuler. Untuk memberikan gambaran kepribadian yang tepat diperlukan suatu model kepribadian yang tepat. Kombinasi Five-Factor dipercaya dapat mendeskripsikan kepribadian (Popkins, 2001). Kelima faktor dalam Five-Factor Model adalah Neurotiscm, Extraversion, Openness to experience, Agreeableness, dan Conscientiousness. Kelima faktor ini terukur dalam NEO Five-Factor Inventory (NEO FFI).Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 368 subyek dengan karakteristik remaja berusia 18–21 tahun. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Dari analisa data, maka didapat hasil bahwa tingkat Neuroticism pada mahasiswa yang ikut ekstrakurikuler berada pada rentang sangat rendah, sedangkan yang tidak ikut kegiatan ini berada pada rentang rata-rata. Pada domain Extraversion menunjukkan bahwa yang ikut ekstrakurikuler berada pada rentang sangat tinggi, dan yang tidak ikut berada pada rentang sangat rendah. Domain Openness menunjukkan perbedaan ekstrim. Mahasiswa yang mengikuti ekstrakurikuler memiliki kecenderungan Openness yang sangat tinggi, sebaliknya yang tidak ikut memiliki kecenderungan yang sangat rendah. Kedua kelompok penelitian pada domain Agreeableness dan Conscientiousness memiliki kecenderungan yang sama. Kedua kelompok berada pada rentang rata-rata |