Persediaan bahan baku yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, di samping bertujuan untuk memenuhi kebutuhan produksi, juga sebagai cadangan pengaman apabila terjadi hal- hal diluar perencanaan perusahaan. PT. Astra Daihatsu Motor Stamping Plant saat ini ingin mengoptimalkan perencanaan persediaannya, sehingga untuk jenis part yang jarang diproduksi jumlahnya tidak berlebih dan untuk jenis part yang sering diproduksi jumlahnya tidak mengalami kekurangan. Sistem persediaan yang selama ini diterapkan perusahaan adalah sistem persediaan probabilistik dengan kasus backorder (Q,r). Pada sistem ini nilai ukuran lot pemesanan ekonomis (Q*) didapat dari perhitungan dengan iterasi- iterasi. Dimana iterasi dihentikan apabila nilai r (reorder point) dan ? (probabilitas stockout) pada iterasi terakhir sama dengan pada iterasi sebelumnya. Hasil perhitungan menggunakan model (Q,r) adalah biaya total tahunan yang harus dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 479.950.452.468,90 dan biaya kapital pembelian bahan baku Rp. 39.816.611.064,00. Namun, model persediaan (Q,r) ini belum memperhitungkan batasan kendala kapital sebesar Rp. 37,950,000,000.00 yang disediakan perusahaan atas pembelian bahan baku. Terdapat dua model persediaan usulan dengan batasan kendala kapital sehingga diharapkan model ini dapat memenuhi batasan kendala kapital perusahaan dan menghasilkan biaya total tahunan yang lebih minimum. Model persediaan Pengali Lagrange menggunakan konstanta Pengali Lagrange yang berfungsi untuk mengoptimalkan perhitungan persediaan dalam iterasi- iterasinya. Semakin besar ? maka Q* akan semakin besar sehingga perhitungan menjadi kurang optimal. Perhitungan model ini menghasilkan ongkos total tahunan sebesar Rp. 467.519.975.184,18 dan ongkos kapital pembelian bahan baku Rp. 33.463.275.732,40. Model Persediaan LIMIT menggunakan konstanta LIMIT (M) yang menunjukkan persentase perbandingan antara modal kapital perusahaan dengan kapital pembelian dari hasil perhitungan model awal (Q,r). Model LIMIT tidak menggunakan iterasi dalam perhitungannya. Nilai ukuran lot pemesanan didapat dari nilai LOQ (LIMIT Order Quantity). Hasil perhitungan model ini menunjukkan, ongkos total tahunan Rp. 468.252.000.456,47 dan ongkos kapital pembelian bahan baku Rp. 37.840.201.825,40. Ditinjau dari tujuan perusahaan untuk meminimasi ongkos total tahunan atas persediaan bahan baku, maka model persediaan yang dipilih adalah model persediaan Pengali Lagrange. Penelitian ini dilanjutkan dengan mengusulkan penyusunan tata letak bahan baku menggunakan metode class based dedicated storage yang disusun berdasarkan persentase permintaan masing- masing kelompok bahan baku dan metode dedicated storage yang disusun berdasarkan nilai aliran masing- masing part dalam kelompok bahan baku. Tata letak bahan baku usulan bertujuan untuk mengoptimalkan penyusunan letak bahan baku pada gudang bahan baku sehingga part dengan aliran besar dapat diletakkan dekat dengan tempat pengambilan bahan baku. |