PT. Pandu Dayatama Patria merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pembuatan komponen alat berat yaitu hydraulic cylinder dan piping. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah sering terjadi kerusakan pada mesin CNC Lathe LH-35N yang disebabkan karena sistem preventive maintenance dan pelaksanaannya yang dilakukan selama ini belum berjalan optimal, hal ini dapat menghambat jalannya produksi sehingga perlu dilakukan analsis sistem preventive saat ini untuk mencari penyebab preventive yang belum berjalan optimal berdasarkan sistem dan pelaksanaannya. Berdasarkan pelaksanaan sistem dibagi dikelompokkan menjadi beberapa faktor yaitu faktor mesin dan penjadwalan; faktor personel; dan faktor administrasi, ketersediaan komponen dan alat-alat. Berdasarkan faktor mesin dan penjadwalan dilakukan analisis fault diagnosis dan FMECA untuk mencari penyebab kerusakan dan efek yang ditimbulkan serta perhitungan untuk memberikan usulan penentuan jumlah frekuensi pemeriksaan dan interval penggantian dengan menggunakan kriteria minimasi downtime sebagai perbaikan preventive, kemudian menentukan sistem preventive yang baru sebagai usulan. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan analisis fault diagnosis dan FMECA untuk menganalisis penyebab kerusakan mesin serta efek yang ditimbulkan karena kerusakan komponen. Setelah dilakukan analisis kemudian dilakukan perhitungan preventive maintenance dimulai dari penentuan komponen kritis berdasarkan besarnya waktu downtime dan didapatkan dua komponen yaitu gear dan bearing, dari perhitungan didapatkan bahwa interval waktu yang optimal untuk melaksanakan penggantian pencegahan kerusakan adalah setiap 1004 jam sekali untuk komponen gear, dan 1070 jam sekali untuk komponen bearing. Sementara untuk kegiatan pemeriksaan komponennya dilaksanakan setiap 221,54 jam sekali untuk komponen gear, 233,77 jam sekali untuk komponen bearing. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tindakan ini diperkirakan dapat menghasilkan tingkat ketersediaan komponen gear sebesar 0,991351757, dan 0,992185094 untuk komponen bearing. Tindakan ini juga diperkirakan dapat meningkatkan keandalan komponen gear sebesar 66,6% dan komponen bearing sebesar 53,82%. |