Pengaruh perlakuan aklimatisasi anaerobik (tanpa oksigen) dilakukan pada biji terong (Solanum melongena L) dengan 4 level kondisi, yaitu 0, 24, 36, dan 48 jam tanpa oksigen (anaerobiosis) sebelum disemai pada keadaan normal dan tergenang. Parameter yang diamati adalah tingkat kebocoran elektrolit biji, aktivitas enzim ADH, profil total soluble protein, dan persen biji yang telah teraklimatisasi untuk berkecambah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan 3 ulangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perlakuan aklimatisasi anaerobiosis pada biji untuk meningkatkan adaptabilitas biji dan semai dalam keadaan tergenang dengan mempelajari beberapa perubahan fisiologi dan biokimianya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan aklimatisasi pada biji mampu mengurangi kebocoran 60-80% elektrolit biji pada 5.5 jam pertama kondisi tergenang serta meningkatkan 120% aktivitas enzim ADH. Secara umum, aktivitas enzim ini juga tampak lebih tinggi pada semai yang ditumbuhkan pada cawan petri dibandingkan yang disemai di nursery. Setelah perlakuan, pola pita total soluble protein biji yang dianalisa melalui SDS-PAGE dari perlakuan 36 dan 48 jam-anaerobiosis menghasilkan suatu modifikasi profilnya, terutama pada pita dengan berat molekul 45-80 kDa dan ± 14 kDa. Satu minggu setelah genangan, pola pita tersebut secara umum adalah sama. Namun demikian pada biji kontrol, terdapat pita-pita yang intensitasnya lebih tinggi dibanding pada pita biji yang diperlakukan, yaitu pada pita dengan berat molekul ± 67 and 14.4 kDa. Pada kondisi ini, peningkatan aktivitas enzim ADH yang dihasilkan tidak diikuti oleh kemampuan biji untuk berkecambah karena semai yang tumbuh berkurang sampai 95 %. |