Anda belum login :: 19 Jul 2025 13:29 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Analisis Perbandingan Malaria Klinis dan Pemeriksaan Mikroskopis dalam Diagnosis Malaria di Puskesmas Hitu, Ambon, 2006
Oleh:
Arsin, A. Arsunan
;
Hidayat, Diki Achmad
;
Amiruddin, Ridwan
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi:
MEDIKA: Jurnal Kedokteran Indonesia vol. 33 no. 10 (Oct. 2007)
,
page 658.
Topik:
diagnosis klinis
;
gejala/tanda klinis malaria
;
pemeriksaan mikroskopis.
Ketersediaan
Perpustakaan FK
Nomor Panggil:
M40.K.2007.01
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Malaria masih merupakan masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia. Sekitar 42,82 juta penduduk Indonesia di perkirakan tinggal di daeran yang beresiko malaria dan 31,22 juta tinggal di luar pulau Jawa-Bali. AMI di Maluku Tengah meningkat dari 1999-2001, dari 43,9% menjadi 48,2%. Dari 20.225 kasus klinis, hanya 1.115 kasus yang positif. Tujuan penelitian adalah membandingkan diagnosis klinis malaria sebagai alternatif, serta gejala klinis yang berhubungan dengan diagnosis mikroskopik malaria. Desain penelitian adalah rancangan potong lintang dengan sampel tersangka penderita malaria pada Maret-Mei 2006. Jumlah sampel 298 orang, diperiksa secara klinis dan mikroskopis. Analisis data menggunakan uji X2 untuk mengetahui hubungan diagnosis dan gejala malaria dengan hasil pemeriksaan mikroskopis. Hasil penelitian memperlihatkan hubungan antara diagnosis klinis dengan hasil pemeriksaan mikroskopis (X2 = 4,458; p = 0,035). Gejala yang berhubungan bermakna dengan pemeriksaan mikroskopis adalah demam ( p = 0,033); menggigil (p = 0,000); sakit kepala (p = 0,000); nyeri sendi/otot (p = 0,000); kulit pucat (p = 0,000); gejala lain (p = 0,000); dan splenomegali (p = 0,000). Uji multivariat dengan logistik regresi menghasilkan gejala menggigil sebagai gejala yang paling dominan berhubungan dengan pemeriksaan mikroskopis (X2 = 0,008; OR = 2,358; Cl 95% = 1,248-4,456). Diagnosis klinis di daerah endemis merupakan alternatif mikroskopis dalam diagnosis malaria. Menggigil merupakan prediktor terbaik sehingga dapat dijadikan gejala untuk diagnosis dini, skrining, dan survailans malaria.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)