Anda belum login :: 05 Jun 2025 07:01 WIB
Detail
ArtikelMengembalikan Hijau Jakarta  
Oleh: Wibisono, Bayu Galih ; Taufik, Ahmad
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Tempo vol. XXXVI no. 35 (Oct. 2007), page 100-104.
Topik: banjir; lingkungan kota; ekologi
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: TT25.184
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelJakarta sedang melakukan "bunuh diri ekologi", demikian kata para ahli lingkungan. Kualitas lingkungan di Ibu kota republik Indonesia ini begitu buruk. Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada 2006 menempatkan JAkarta sebagai kota ketiga terpolutif di dunia setelah Kota MEksiko dan Bangkok. Dala setahun hidup di Jakarta, hanya 22 hari kita menikmati udara bersih, 223 hari udara sedang, 95 menhirup udara tak sehat, dan 4 hari sangat tak sehat. Saat banjir besar Februari lalu, sekitar 60 persen wilayah kota kebanjiran. Di musi kemarau, Jakarta kekeringan. Permukaan tanah turun 2-8 sentimeter per tahun. Intrusi air laut sudah menjangkau kawasan monas. Penyebab terbesar dari kemerosotan kualitas lingkungan JAkarta adalah makin menurunnya luas ruang terbuka hijau. Tak hanya menjadi paru-paru kota, ruang hijau adalah buffer dari hantaman kerusaknan lingkungan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)