Anda belum login :: 02 Jun 2025 01:50 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Dilema Otonomi Daerah : Perluasan Wewenang Daerah vs Wewenang Elite Daerah
Oleh:
Hidayat, Syarif
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi:
Analisis CSIS vol. 29 no. 1 (2000)
,
page 76.
Topik:
wewenang elite daerah
;
otonomi daerah
;
wewenang daerah
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
AA44.10
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Proses sosialisasi otonomi daerah masih terus berlangsung di negara kita. Salah satu instrument penting dalam proses ini adalah ditetapkannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dimana otonomi daerah akan diperluas dan pelaksanaannya dititikberatkan pada daerah tingkat II. Selain itu, Undang-undang No, 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat - daerah juga segera diberlakukan. Kebutuhan akan keberhasilan proses ini nampaknya bukan hanya memerlukan kerja keras tetapi juga kesiapan daerah-daerah terutama yang menyangkut tentang perilaku elite daerah dalam melaksanakan otonomi daerah. Perilaku elite daerah menjadi semakin penting sebab selain ia diberi wewenang untuk mengimplementasikan, ia juga harus mampu memperhatikan hak-hak masyarakatnya. Namun demikian, implementasinya bukan berarti tidak mengandung kelemahan. Terkonsentrasinya kekuasaan di tangan birokrat dan politisi di daerah menjadi kelemahan sekaligus tantangan bagi perlaksanaan otonomi daerah. Oleh karena itu masyarakat di daerah harus melakukan fungsi kontrol terhadap perilaku elite daerah agar implementasi dari undang-undang itu mencapai hasil maksimal. Secara demikian, dilema pelaksanaan otonomi daerah anatara perluasan wewenang daerah vs wewenang elite daerah dapat diperkecil.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0 second(s)