Anda belum login :: 03 Jun 2025 20:48 WIB
Detail
ArtikelASEAN dan Hubungan Intra Asia Tenggara Pasca Konflik Kamboja  
Oleh: Luhulima, C.P.F.
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: Analisis CSIS vol. 20 no. 6 (1991), page 549.
Topik: pasca konflik kamboja; ASEAN; hubbungan intra asia tenggara
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: AA44.1
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelMemasuki usianya yang ke 24 pada tanggal 8 Agustus 1991, ASEAN dihadapkan kepada perubahan-perubahan eksternal yang amat besar dan cepat. Pada satu pihak, transformasi geopolitik yang berjalan begitu cepat dan mendasar di Eropa Tengah, eropa Timur dan Uni Soviet telah mencapai puncaknya dengan penandatanganan perjanjian START (Strategic Arms Reduction Talsk) di oskow (31 Juli 1991), yang oleh Presiden Mikhail Gorbachev diartikan sebagai tanda bahwa Perang Dingin telah berlalu dan tidak akan kembali lagi. Pernyatan ini sama sekali tidak berarti bahwa urgensi masalah keamanan menjadi berkurang hanya karena kedua adikuasa sudah mencapai persetujuan yang sebelumnya masih dianggap sebagai suatu kemustahilan. Tercapainya persetujuan itu, ditambah lagi dengan belum jelasnya pengendalian senjata nuklir Uni Soviet yang terkonsentrasi di Ukraina, Kazakhstan, dan terutama Republik Rusiam yang wilayahnya meluas sampai ke laut Okhotsk, di Kawasan Pasifik, justru menimbulkan desakan akan perlunya peninjauan kembali tatanan keamanan di Kawasan Asia Pasifik....
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)