Anda belum login :: 29 Jul 2025 21:35 WIB
Detail
ArtikelGerak hati seorang gembala gereja.  
Oleh: Martasudjita, E.
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Hidup: Mingguan Umat Beriman vol. 61 no. 34 (Aug. 2007), page 10.
Topik: Paus Benediktus XVI; Motu Proprio Summorum Pontificum; kesatuan dan kedamaian Gereja
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: HH11.147
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: H3
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: H06.K.2007.03
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelDari pengalaman hidup di keluarga, kita tentu memahami betul hal ini. Setiap anak memiliki kepribadiannya sendiri. Bahkan, anak kembar pun adalah dua pribadi yang berbeda, unik, dan khas. Apalagi, anak kita banyak. Tiga anak ya tiga sifat, delapan anak ya delapan pendapat. Saya rasa, umumnya orangtua selalu mengharapkan anak-anaknya bisa hidup rukun dan bersatu, meski anak-anaknya itu beraneka ragam. Orangtua manapun tentu ingin agar kesatuan dan kedamaian hidup keluarga atau anak-anaknya dapar berlangsung dan terjadi! Ilustrasi ini rasanya tepat untuk menggambarkan apa yang bergerak di hati Paus Benediktus XVI melalui , 7 Juli 2007. Paus menjelaskan kepada para uskup melalui surat yang menyertai Motu Proprio itu bahwa motivasinya yang paling dalam adalah kerinduannya akan kesatuan dan kedamaian Gereja. Beliau merumuskan bahwa keputusan mengeluarkan Motu Proprio ini didorong keinginan mengadakan "suatu rekonsiliasi batiniah di dalam jantung Gereja" (an interior reconciliation in the heart of the Church). Mengapa ia menyebut suatu rekonsiliasi batiniah di dalam jantung Gereja?
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0 second(s)