Anda belum login :: 23 Nov 2024 06:51 WIB
Detail
ArtikelKomunikasi Budaya: Beberapa Catatan  
Oleh: Sedyawati, Edi
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: Komunika: Majalah Ilmiah Komunikasi Dalam Pembangunan vol. 9 no. 1 (2006), page 25-30.
Topik: Komunikasi Budaya
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: KK26.1
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelCatatan yang hendak disarnpaikan berikut ini adalah simpulan-simpulan sementara berkenaan dengan permasalahan komunikasi antargolongan, yang ditimba dari dua penelitian yang saya pimpin dan dilakukan pada Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Universitas Indonesia Yang pertama adalah penelitian "Tipologi Permasalahan lntegrasi Bangsa" (Riset Unggulan Terpadu, Kementerian Riset dan Teknologi, 2001 s.d. 2003), dan yang kedua adalah "Potret Potensi Industri Budaya di Indonesia" (Proyek Pengembangan Perencanaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2003 s.d. 2004). Pada penelitian pertama yang dikaji hubungannya (dengan kata lain, komunikasinya) adalah golongan-golongan penduduk yang sama-sama tinggal di suatu kawasan. Artinya, dapat dikatakan bahwa golongan-golongan itu dapat saling bertemu secara tatap muka Jadi, mereka bertemu dalam ruang yang nyata. Arena pertemuan itu dapat berupa arena publik, seperti pasar, puskesmas, sekolah, kantor, dan lain-lain, dan dapat pula berupa arena domestik atau rumah tangga, seperti dalam hal perkawinan antar golongan, atau satu golongan mempekerjakan golongan lain dalam rumah tangganya Dalam penelitian "integrasi bangsa" itu yang dilihat interaksinya adalah suku-suku bangsa, baik yang sarna-sarna penduduk asli setempat, maupun yang salah satu pihak adalah pendatang, baik yang datang secara mandiri maupun melalui program pemerintah seperti transmigrasi. Berbeda dengan itu, penelitian kedua mengkaji 'komunikasi' tak langsung, dalam bab ini antara produsen industri budaya beserta para pekerja di belakangnya (termasuk seniman pencipta, seniman penyaji, dan teknisi) dengan konsumen yang 'memakan' hasil industri budaya itu. Dalam kajian ini produk industri budaya yang dilihat hanyalah yang berupa karya seni media rekam, baik yang berisi sajian musik maupun sinetron. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa 'komunikasi' antara produsen dan konsumen terjadi melalui suatu mediasi, yaitu lembaga penyiaran dan atau pedagang kemasan rekaman. Di sisi lembaga penyiaran terdapat agenda untuk memperoleh sebesar mungkin pangsa pasar, sedangkan di sisi penjual retail terdapat peluang yang menggoda untuk mendapat keuntungan mudah dari penjualan hasil bajakan. Di sini, jika ternyata mediator itu mempunyai peranan yang begitu besar untuk membentuk struktur pasar, maka yang dapat dipersoalkan adakah Pengaruh konsumen terhadap produsen?
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)