Anda belum login :: 27 Nov 2024 01:04 WIB
Detail
ArtikelPenggunaan Immuno Chromatographic Test (ICT NOW) sebagai Perangkat Diagnosis Malaria di Kabupaten Purworejo  
Oleh: Utami, Basundari Sri ; Sururi, M. ; Tuti, Sekar ; Ekowatiningsih, Riyanti
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan vol. 16 no. 01 (2006), page 01.
Topik: Malaria; Diagnosis; ICT (Immuno Chromatographic Test)
Fulltext: M45 Vol 16, No 1 Mar (2006) p1.PDF (520.03KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: M45
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: M32.K.2002-2006.01
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelDalam 5 tahun terakhir telah banyak dikembangkan cara diagnosis cepat (rapid diagnosis test) malaria, sebagai diagnosis alternatif yang ada saat ini. Pada umumnya perangkat diagnosis ini dapat dipakai untuk membedakan antara infeksi Plasmodium falciparum dan bukan falciparum, tetapi tidak dapat untuk membedakan P.vivax atau P.ovale dan P.malariae. Uji valididtas dari beberapa merek dagang yang beredar secara komersial, pada umumnya menunjukkan sensitifitas dan spesifisitas tinggi (>90%). Untuk mengetahui efektifitas RDT di Puskesmas di daerah hipo dan meso endemis malaria, telah dilakukan penelitian di Kabupaten Purworejo pada tahun 2001 dan 2003. Sebagai perangkat diagnosis di daerah meso endemis validitas untuk diagnosis malaria vivax kurang baik, akan tetapi dengan penapisan klinis yang ketat, penggunaan di daerah hipo endemis menunjukkan validitas yang lebih baik. Di daerah meso endemis kesepakatan hasil ICT dengan baku emas (gold standard) menunjukkan nilai kappa kurang dari 0,4 (kurang), dengan sensitifitas kurang dari 30% dan spesifisitas di atas 95% (P<0,001). Dengan penapisan klinis yang ketat di daerah hipo endemis kesepakatan yang ditunjukkan baik (kappa 0,74) sensitifitas dan spesifisitas 63,1% dan 100% dengan NDP=100%; (P<0,001). Sebagai perangkat diagnosis malaria falciparum di daerah hipo maupun meso endemis menunjukkan kesepakatan yang baik (nilai kappa lebih dari 0,60). Sensitifitas dan spesifisitas di daerah hipo endemis adalah Se=89, 4%; Sp=98,4% dengan NDP=89,4%; P<0,001, di daerah mesi endemis adalah Se>70%; Sp>90% dengan NDP>85% P<0,001. Biaya operasional diagnosis sebesar Rp 367.058,- dan sebesar Rp 340.872,34 untuk setiap penderita, masing-masing untuk daerah hipo dan meso endemis, biaya ini lebih murah 60% dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopis. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa di daerah hipo endemis ICT reliabel, valid dan cost effective untuk diagnosis malaria vivax maupun falciparum, untuk daerah meso endemis ICT mempunyai reliabilitas, validitas dan cost effectiveness yang baik untuk malaria falciparum. Sehingga dapat disarankan ICT dapat dipakai sebagai perangkat diagnosis di Puskesmas di daerah hipo-meso endemis, terutama apabila tidak tersedia fasilitas mikroskopis, kemampuan mikroskopis rendah,dan untuk daerah sulit dijangkau, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: perlunya didahului dengan penapisan klinis yang lebih akurat (mengembangkan algoritma klinis spesifik lokal), riwayat sakit penderita dan riwayat minum obat serta perlu mengenal kekhususan dari RDT yang digunakan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)