Anda belum login :: 23 Nov 2024 17:46 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Menuju Kapitalisme Religius ?
Oleh:
Achsien, Iggi Haruman
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi:
Bulletin of Monetary Economics and Banking (ex: Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan) vol. 2 no. 1 (Jun. 1999)
,
page 1-22.
Topik:
KAPITALISME
;
kapitalisme religius
Fulltext:
Iggi Haruman Achsien.pdf
(61.61KB)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
BB62.2
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Sistem ekonomi adalah persoalan besar dalam ilmu ekonomi. Dan, sistem ekonomi adalah konsep besar yang menjadi fundamen, sebagai salah satu variabel sangat penting yang menentukan kinerja perekonomian. Ketika suatu negara dihadapkan pada pilihan untuk menentukan suatu bentuk sistem perekonomiannya, tawarannya ada dua. Memilih yang sudah ada atau memajukan alternatif yang baru. Sistem besar yang sudah ada adalah kapitalisme dan sosialisme. Sudah banyak uraian yang mencoba mengkritisi kedua sistem tersebut. Bahkan jalan keluar sebagai alternatif perimbangan dari dua sistem tersebut juga ditawarkan. Market Socialism, sebagai mixed system, adalah contohnya. Indonesia juga mengajukan sistem yang berusaha menjadi jalan tengah di antara kedua sistem tersebut. Sebutannya sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi Pancasila diajukan untuk menggantikan ekonomi terpimpin yang cenderung lebih sosialis. Sistem ekonomi terpimpin yang lebih sosialis tersebut dinilai gagal memberi momentum dan laju pembangunan yang diharapkan dan diperlukan. Bahkan menciptakan inflasi yang dahsyat, hingga 600 %. Karenanya sistem ekonomi Pancasila diajukan sebagai jalan keluar. Sistem yang juga pada akhirnya kembali dipertanyakan. Momentum mempertanyakan kembali tersebut adalah krisis ekonomi yang terjadi belakangan. Sistem ekonomi Pancasila juga dinilai tidak tahan banting, malah pelaksanaan pembangunannya yang ikut memperparah krisis yang terjadi. Kritik yang bisa diajukan pada sistem ekonomi Pancasila adalah konsepnya yang kurang jelas. Lebih cenderung sebagai “sistem ekonomi bukan - bukan”, karena memberikan pengertian bukan kapitalisme bukan etatisme. Tidak ini, tidak itu. Apa yang berkembang di Asia Tenggara selama ini, termasuk Indonesia, bisa dituding sebagai kapitalisme malu - malu. Atau ersatz capitalism, kalau menggunakan istilahnya Yoshihara Kanio. Mengatakan bukan kapitalisme, tapi kepemilikan pribadi sangat diagung - agungkan, persaingan bebas pada akhirnya dibiarkan karena tuntutan liberalisasi, juga dibiarkannya korporasi yang main meraksasa dari penumpukan modal yang dilakukan tidak peduli secara bersih maupun rente. Dikatakan malu - malu atau inferior karena campur tangan pemerintah masih terlalu besar dan perkembangan teknologi yang dipunyai tidak memadai.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)