Anda belum login :: 24 Nov 2024 11:28 WIB
Detail
BukuPerbedaan Kecenderungan Belanja Impulsif antara Perempuan dengan Laki-laki : Studi pada Mahasiswa Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.
Bibliografi
Author: Handayani, Nanda Dewi ; Herabadi, Astrid Gisela (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2006    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-803
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Pada kenyataannya konsumen seringkali tidak menggunakan pikiran rasionalnya dalam menentukan barang yang benar-benar dibutuhkannya. Konsumen membeli produk dengan berbagai alasan seperti untuk menghilangkan susana hati yang buruk, mengekspresikan identitas atau hanya untuk bersenang-senang. Gaya berbelanja yang ?tidak rasional? ini dikenal dengan istilah impulsive buying. Belanja impulsif (impulsive buying) adalah perilaku belanja yang tidak memiliki perencanaan, diwarnai oleh dorongan kuat untuk membeli yang muncul secara tiba-tiba dan seringkali sulit untuk ditahan yang dipicu secara spontan pada saat berhubungan dengan produk, serta diiringi dengan perasaan menyenangkan serta penuh gairah.
Fakta menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku belanja antara perempuan dan laki-laki. Perbedaan karakter antara laki-laki dan perempuan dimana perempuan cenderung lebih emosional dibanding laki-laki ternyata juga berpengaruh pada perilaku belanja mereka. Mengingat kurangnya perencanaan dan dominasi dari faktor emosi merupakan faktor utama dalam perilaku belanja impulsif, serta dikaitkan dengan adanya perbedaan karakteristik antara perempuan dan laki-laki, dapat diasumsikan bahwa faktor jender berpengaruh dalam perilaku belanja impulsif. Namun, terdapat inkonsistensi hasil penelitian mengenai hal ini sehingga peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada perbedaan kecenderungan belanja impulsif antara perempuan dengan laki-laki di kalangan remaja. Suasana emosi remaja yang sedang bergejolak tak menentu merupakan faktor yang sangat mendukung timbulnya perilaku belanja impulsif karena mereka belum mampu menggunakan rasio mereka secara maksimal dalam mempertimbangkan sesuatu, melainkan sangat dipengaruhi oleh kondisi emosional mereka.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta angkatan 2001-2004 yang diasumsikan memenuhi krtiteria usia remaja akhir (late adolescence) yang berusia sekitar 18-21 tahun. Subjek penelitian ini berjumlah 820 orang mahasiswa dengan pembagian 380 orang remaja laki-laki dan 440 orang remaja perempuan yang berasal dari semua fakultas di Unika Atma Jaya Jakarta yang didapatkan dengan menggunakan teknik random sampling. Penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental yang bersifat komparatif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan kecenderungan belanja impulsif antara remaja perempuan dengan remaja laki-laki. Alat ukur yang digunakan adalah skala pengukuran kecenderungan belanja impulsif yang disusun oleh Herabadi (2001). Kuesioner ini mewakili dua unsur yang terdapat dalam perasaan para pembeli impulsif, yaitu kognitif dan afektif.
Melalui uji t-test didapatkan kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kecenderungan belanja impulsif remaja laki-laki dengan remaja perempuan. Sebagai hasil tambahan, bila dilihat dari perbandingan skor rata-rata kecenderungan belanja impulsif, remaja perempuan ternyata memiliki kecenderungan belanja impulsif yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja laki-laki.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.203125 second(s)