Anda belum login :: 23 Nov 2024 06:33 WIB
Detail
BukuGambaran Persepsi Siswa Mengenai Bantuan Layanan Bimbingan Konseling Karir Dalam Proses Pengambilan Keputusan Untuk Memilih Jurusan Di Tingkat Universitas
Bibliografi
Author: Aryaputra, William ; Pandia, Weny Savitry S. (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2006    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-793
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Pemilihan jurusan merupakan hal yang kompleks dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan, karenanya harus dilakukan dengan penuh pertimbangan dan kehati-hatian. Pemilihan jurusan yang menjadi bagian dari perkembangan karir pada usia remaja meningkat seiring dengan usia, dan menjadi dinamika yang penting pada masa Sekolah Menengah Atas (Miller dan Mitchell dalam Seligman, 1994). Layanan Bimbingan Konseling Karir di sekolah dianggap memiliki pengaruh yang signifikan agar dapat menghasilkan keputusan pemilihan jurusan yang tepat dan sesuai Sekolah, karena lebih memahami perihal akademik siswa (Seligman, 1994; Gani, 1996). Kenyataannya, sesuai hasil survey peneliti (Februari, 2005), masih ditemukan siswa yang tidak merasakan manfaat dari layanan Bimbingan Konseling Karir dalam membantu mereka memilih jurusan. Masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa mengenai bantuan layanan Bimbingan Konseling Karir dalam proses pengambilan keputusan untuk memilih jurusan yang tepat dan sesuai, di tingkat universitas.
Pemilihan jurusan yang dimaksud adalah pemilihan salah satu dari berbagai jurusan di universitas atau perguruan tinggi yang dipilih siswa. Bimbingan Karir adalah proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu, sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan / karir yang dipilihnya. Sedangkan, persepsi mengenai bantuan yang dimaksud adalah pandangan siswa mengenai layanan Bimbingan Konseling Karir dalam memberikan bantuan yang tepat guna terhadap siswa agar dapat membuat keputusan yang tepat.
Sebelum penelitian sesungguhnya dijalankan, diadakan survey terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran umum mengenai layanan Bimbingan Konseling Karir. Hasilnya, sebagian besar menyatakan walaupun tersedia, namun mereka berpandangan tidak merasakan manfaat dari layanan. Kemudian, dari survey diperoleh sekolah DH yang dianggap dapat mewakili karakteristik sampel penelitian ini, karena memiliki program Bimbingan Konseling Karir yang berjalan cukup aktif dibandingkan sekolah-sekolah lainnya yang siswanya disurvey. Peneliti kembali melakukan survey pada siswa sekolah DH untuk mendapatkan gambaran umum mengenai program Bimbingan Konseling Karir yang ada. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai 4 siswa dari sekolah yang dipilih. Metode penelitian ini bersifat kualitatif, karena dianggap dapat lebih maksimal dalam menjawab permasalahan penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bantuan layanan Bimbingan Konseling Karir dirasakan dengan adanya kunjungan ke universitas, dan adanya konseling mengenai pilihan jurusan kepada guru Bimbingan Karir (BK). Subyek yang mengenal baik guru BK karena sering berinteraksi merasa nyaman membahas masalah karirnya dengan guru BK. Namun sebaliknya, yang tidak mengenal baik guru BK lebih memilih dan mempercayai pihak keluarga untuk membahas masalah karirnya. Ketidakdekatan ini dirasakan karena kurang berinteraksi, guru dinilai terlalu kaku, selain itu guru BK kurang dipercaya, serta kesenjangan guru dan siswa yang cukup jauh. Siswa yang memandang layanan Bimbingan Konseling Karir tidak dibutuhkan pada akhirnya tidak menaruh minatnya pada layanan tersebut, yang juga cukup besar dipengaruhi oleh faktor kedekatan dengan guru BK.
Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak adanya tindak lanjut dari hasil penelitian ini. Sedangkan, untuk mengetahui apakah jurusan yang dipilih tersebut memang sesuai dan untuk mengetahui bahwa siswa tidak melakukan kesalahan dalam memilih, perlu dilakukan penelitian longitudinal terhadap subyek yang sama di waktu yang akan datang. Wawancara untuk mendapatkan data akan lebih valid jika dilakukan saat siswa berada di Sekolah Menengah Atas sebelum lulus dan sesudah mendaftar di universitas Peneliti mengalami kesulitan menemukan penelitian yang serupa, maka untuk hasil yang lebih maksimal sebaiknya dicari kembali penelitian lain yang serupa. Saran yang diberikan adalah mengenai teknis da
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)