Olahraga alam bebas merupakan kegiatan yang tergolong sebagai kegiatan berisiko fisik tinggi, dengan potensi bahaya yang secara nyata dapat berakibat fatal. Walaupun demikian, para pelaku olahraga ini terus menekuni aktivitas ini secara sadar. Fenomena nyata ini bertentangan dengan konsep teoritis yang menyatakan bahwa manusia secara normatif, memiliki dorongan naluriah untuk melestarikan eksistensinya, yang mana dorongan ini seharusnya diaktualisasikan secara konkret dengan menghindari kegiatan-kegiatan yang memiliki potensi bahaya yang nyata. Adalah persepsi risiko fisik subjektif yang menjadi elemen penentu keterlibatan seseorang dalam kegiatan yang memiliki risiko fisik, sehingga dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi risiko fisik subjektif para pelaku olahraga alam bebas, yang dikategorikan berdasarkan cabang olahraga yang mereka tekuni, yakni mountaineering, rafting, caving, dan rock climbing. Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Protection ? Motivation Theory dari Rippetoe dan Rogers (1997). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara individual mendalam dari empat orang subjek, yang masing-masing mewakili satu cabang olahraga alam bebas. Data penelitian yang bersifat kualitatif ini dianalisis dengan metode deductive category application (Mayring, 2000). Melalui analisis dapat digambarkan persepsi risiko fisik subjektif dari masing-masing subjek berdasarkan kerangka teoritik yang ada. Ditemukan bahwa salah satu subjek memandang kegiatan olahraga alam bebas yang ditekuninya sebagai aktivitas yang memiliki risiko fisik yang rendah, bahkan memandangnya sebagai kegiatan yang aman oleh karena adanya prosedur pengamanan yang secara nyata dapat mereduksi potensi munculnya bahaya. Sementara subjek yang lain memiliki persepsi risiko fisik yang berbeda, dimana mereka mengakui besarnya risiko fisik yang terdapat dalam olahraga ini, tetapi mereka menyatakan bahwa mereka memiliki keyakinan akan kemampuan yang mereka miliki untuk mereduksi kemungkinan timbulnya bahaya. Hasil penelitian ini antara lain menyarankan untuk menggali lebih dalam tentang konstruk risiko dan melandasi usaha untuk mendesain teknik pengkomunikasian risiko dalam konteks olahraga alam bebas. |