Anda belum login :: 24 Nov 2024 09:51 WIB
Detail
BukuPengaruh Peran Gender Terhadap Self efficacy Dalam Matematika (Studi Pada Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)
Bibliografi
Author: Vitria, Fransisca ; Karim, Riza (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2006    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-788
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Berdasarkan fenomena yang diperoleh, tampak bahwa ketika seorang mahasiswi di fakultas psikologi mengerjakan tugas kelompok dalam membagi tugasnya, tugas yang berkaitan dengan statistik akan diberikan kepada para mahasiswa. Mereka akan mengatakan bahwa ?statistik kerjaannya anak cowok?. Dengan adanya fenomena tersebut dapat ditelaah lebih lanjut bahwa ada kecenderungan seorang perempuan untuk menghindari bidang yang berkaitan dengan matematika. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Gerald Piel dalam Ernest (1976), Ernest (1976), Benbow dalam Michal Beller dan Naomi Gafni (1996), Heinrich Stumpf dan Julian Stanley (1996), dan Rostiawati dan Ajikusmo (2004), kecenderungan seorang perempuan menghindari matematika tampak sejak Sekolah Menengah Pertama dan kemudian berlanjut ke Sekolah Menengah Atas dan terus berlanjut hingga jenjang Perguruan Tinggi.
Menurut Fennema dan Peterson dalam Steinberg (1993), Eccles-Parsons (1982), dan Benbow dalam Beller & Naomi Gafni (1996), perbedaan baru muncul pada masa Sekolah Menengah Pertama. Dimana ada perbedaan ketertarikan dalam matematika antara perempuan dan laki-laki. Hal tersebut cukup mengherankan, karena dalam hal kemampuan matematika tidak ditemukan adanya perbedaan.
Jika dilihat secara sekilas, tampak bahwa permasalahan yang muncul adalah berkaitan dengan jenis kelamin dan matematika. Namun ketika ditelaah secara lebih mendalam tampak bahwa bukan hanya sekedar jenis kelamin saja yang mempengaruhi. Menurut Eccles (1982), kecenderungan seorang perempuan menghindari matematika, lebih disebabkan karena faktor budaya, yaitu peran gender.
Dengan didasari oleh fenomena di atas, tampak bahwa ketika mengenai kecenderungan seorang perempuan menghindari matematika, ada beberapa variabel yang dapat digunakan, yaitu konsep diri, self esteem, serta self efficacy. Menurut Pajares (2002), berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, tampak bahwa self efficacy merupakan variabel psikologis yang tepat dalam memprediksi kecenderungan seseorang menghindari suatu bidang, karena self efficacy merupakan suatu konsep psikologis yang lebih spesifik dibandingkan dengan self concept dan self esteem yang sifatnya lebih general.
Di atas telah diuraikan Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan secara singkat permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu ? Apakah terdapat pengaruh gender role terhadap self efficacy dalam matematika? ?
Hipotesa alternatif yang menjadi dasar teoritis dalam penelitian ini adalah ?Terdapat pengaruh peran gender terhadap self efficacy dalam matematika?. Sedangkan hipotesa null-nya dapat dikatakan bahwa ?Tidak terdapat pengaruh peran gender terhadap self efficacy dalam matematika.? Hipotesa utama tersebut kemudian dipecah ke dalam beberapa hipotesa minor yang melihat perbedaan rata-rata di antara ketiga kelompok peran gender, yaitu maskulin, feminin dan androgini.
Ketika hipotesa tersebut diuji secara praktis diperolehlah beberapa hasil penelitian yaitu dengan menggunakan perhitungan anova untuk hipotesa mayor dan t-test untuk hipotesa minor. Hasilnya menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara peran gender dengan self efficacy dalam matematika. Namun ketika peneliti melakukan uji t-test untuk hipotesa minornya, diperoleh bahwa perbedaan self efficacy dalam matematika secara signifikan hanya tampak pada peran feminin dan androgini. Sedangkan pada kelompok maskulin dan feminin serta kelompok androgini dan maskulin tidak menunjukkan adanya perbedaan self efficacy dalam matematika yang signifikan.
Dengan adanya hasil tersebut, maka peneliti menyampaikan beberapa hal yang perlu didiskusikan secara lebih lanjut. Hal tersebut berkaitan dengan alat ukur Bem Sex Role Inventory yang digunakan untuk mengukur peran gender. Ada baiknya jika dalam penelitian selanjutnya digunakan penggolongan maskulin, feminin dan androgini dengan menggunakan t-rasio. Selain itu, ada baiknya sebelum mengada
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)