Anda belum login :: 27 Nov 2024 03:42 WIB
Detail
BukuGambaran Nilai dan Dinamika Interaksi Antar Nilai Pegawai Direktorat jendral Bea san Cukai (DJBC) yang menerima uang terima kasih
Bibliografi
Author: Karim, Riza (Advisor); Ardhiati, Agatha Novi
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2006    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-782
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
ABSTRAK. Korupsi merupakan suatu fenomena yang cukup sering ditemukan di
Indonesia. Sekalipun telah melingkupi berbagai bidang, namun fenomena itu sendiri
dianggap lebih sering terjadi di instansi pemerintah. Hal ini mungkin dikarenakan
korupsi yang terjadi di instansi tersebut lebih mudah teridentifikasi.
Salah satu instansi yang dianggap paling korup adalah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai (DJBC). Berbagai bentuk korupsi masih terjadi di instansi ini, sekalipun
berbagai usaha telah dilakukan untuk mengatasinya. Bahkan, di DJBC ini pun
muncul istilah seperti ?uang jasa,? ?uang kopi,? ?uang rokok,? ?uang terima kasih,? dan
berbagai istilah lain yang bermaksud menyamarkan kata korupsi itu. Istilah-istilah itu
digunakan dengan maksud memperhalus kata korupsi, sekalipun pada dasarnya
memiliki makna yang sama. Istilah-istilah tersebut dianggap berbeda dari korupsi,
bahkan tidak dianggap sebagai bentuk korupsi. Oleh karenanya, tindakan menerima
uang terima kasih itu pun kemudian tetap dilakukan.
Jika menilik kembali kepada faktor internal, maka nilai yang dimiliki individu dapat
dianggap sebagai salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut.
Sekalipun nilai memang menjadi landasan bagi tindakan individu, namun bukan
berarti tindakan tersebut hanya didasari oleh satu nilai tunggal, karena individu
memiliki beberapa nilai sekaligus.
Penerimaan uang terima kasih tetap dilakukan karena tindakan tersebut dianggap
merepresentasikan nilai yang dimiliki oleh pegawai DJBC. Karena tiap individu,
termasuk pegawai DJBC ini memiliki beberapa nilai sekaligus, maka interaksi antar
nilai-nilai itu pun mungkin terjadi. Hubungan antar nilai dapat saling selaras, tetapi
juga dapat saling bertentangan satu sama lain. Pertentangan antar nilai inilah yang
Abstrak - i
kemudian mengakibatkan terjadinya konflik dalam dirinya. Di satu sisi, ada kondisi
yang memaksanya untuk melakukan korupsi, namun di sisi lain juga ada hal yang
menghambatnya untuk melakukan korupsi.
Konflik yang dialami itu tentunya harus diatasi. Salah satu cara yang digunakan oleh
pegawai DJBC tersebut adalah dengan mengemukakan istilah uang terima kasih.
Melalui istilah ini, ia mengungkapkan bahwa uang yang diterimanya, atau uang
terima kasih, tidak sama dengan korupsi. Dengan demikian, ia pun tetap dapat
melakukan suatu tindak korupsi, yaitu dengan menerima uang terima kasih. Cara
yang digunakan oleh pegawai ini dapat disebut sebagai rasionalisasi. Dengan
rasionalisasi, ia mengungkapkan berbagai alasan yang dianggap masuk akal,
sehingga pada akhirnya ia tetap dapat melakukan tindakan yang sebenarnya
dilarang.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)