Seseorang yang memiliki disfungsi pada salah satu panca inderanya disebut memiliki keterbatasan kognitif. Salah satu contohnya adalah keterbatasan penglihatan atau disebut tunanetra. Dengan berkembangnya teknologi, maka dimungkinkan pembuatan suatu sistem kognitif sebagai perangkat bantu tunanetra berbasiskan teknologi wahana gerak mandiri. Sistem ini memiliki 7 bagian penting yaitu sensor, pemetaan, perencanaan jalur, penghindar tabrakan, pengendalian motor, estimasi posisi dan antarmuka. Pada tugas akhir ini akan dibahas salah satu dari 7 bagian tersebut yaitu sistem pengendalian motor. Pengendalian motor bertugas untuk mengatur kecepatan motor dan mengatur pergerakan wahana. Pembahasan difokuskan pada penggunaan metode PWM untuk mengatur kecepatan motor, H-bridge untuk mengatur arah putar motor dan metode gerakan wahana menggunakan metode differential drive. Dari hasil pengujian, pengendalian motor dapat mengatur kecepatan motor pada duty cycle tertentu dan dapat mengatur arah putar motor sehingga metode gerakan differential drive dapat diterapkan pada wahana. Pada pengujian integrasi keseluruhan sistem, wahana dapat bekerja sesuai yang diinginkan. Namun, masih perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut pada proses sinkronisasi untuk meminimalisasi kesalahan yang terjadi. |