Sebagai sebuah perusahaan yang memperoleh keuntungan dengan jalan menerima order pesanan pembuatan produk dari beberapa perusahaan lain, PT Hokita Presisi Indonesia sangat bergantung pada ketepatan pemenuhan order-order tersebut yaitu dalam hal waktu, jumlah maupun kualitas produknya. Sedangkan masalah yang dihadapi perusahaan adalah sering terjadi kerusakan pada mesin-mesin produksi yang ada terutama pada salah satu lini produksi yang dianggap lini tervital karena memproduksi botol plastik yang merupakan suatu produk andalan dari perusahaan dan diproduksi dalam jumlah besar. Hal ini diakibatkan oleh belum optimalnya sistem pemeliharaan mesin yang ada di perusahaan yaitu sistem corrective maintenance dimana tindakan baru diambil setelah terjadinya suatu kerusakan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan suatu sistem perawatan dan pemeliharaan yang dapat menghindari atau memperkirakan terjadinya kerusakan mesin yaitu preventive maintenance yang meliputi kegiatan penggantian pencegahan kerusakan dan pemeriksaan komponen agar waktu downtime yang terjadi dapat diminimalisir sehingga kemudian proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan optimal. Untuk menjalankan sistem ini mula-mula kita harus menentukan dahulu mesin yang akan dijadikan fokus penelitian yaitu mesin yang memiliki waktu downtime terbesar dan yang terpilih adalah mesin blow moulding. Setelah itu dicari lagi komponen-komponen dari mesin blow moulding yang merupakan penyebab utama kerusakan mesin berdasarkan besarnya waktu downtime dan frekuensi kerusakan yang terjadi dan didapatkan tiga komponen yaitu limit switch, seal, dan selang. Kemudian dari perhitungan didapatkan bahwa interval waktu yang optimal untuk melaksanakan penggantian pencegahan kerusakan adalah setiap 651 jam sekali untuk komponen limit switch, 845 jam sekali untuk komponen seal, dan 847 jam sekali untuk komponen selang. Sementara untuk kegiatan pemeriksaan komponennya dilaksanakan setiap 187 jam sekali untuk komponen limit switch, 183 jam sekali untuk komponen seal, dan 283 jam sekali untuk komponen selang. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tindakan ini diperkirakan dapat menghasilkan tingkat ketersediaan komponen sebesar masing masing 0.98618493 untuk komponen limit switch, 0.990322115 untuk komponen seal dan, 0.994175730 untuk komponen selang. Tindakan ini juga diperkirakan dapat meningkatkan keandalan komponen limit switch sebesar 32,93%, komponen seal sebesar 34,24%, dan komponen selang sebesar 1,37%. |