Peluang dan tantangan dunia bisnis dalam menghadapi persaingan global di era abad-21 akan semakin kompleks. Selain variabel ekonomi, agar dunia bisnis bisa tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, maka perlu juga memberikan perhatian dan pertimbangan dalam strategi bisnis terhadap potensi-potensi persoalan yang berasal dari variabel sosial, moral dan etika, hukum dan politik, budaya dan teknologi serta lingkungan. Persoalannya adalah, bagaimana perusahaan membangun dirinya secara berkelanjutan? Salah satu strategi yang ditempuh adalah melakukan perekayasaan atau pembentukan budaya perusahaan yang kuat, adaptif dan transformatif. Budaya perusahaan yang demikian diharapkan dapat berkorelasi positif terhadap peningkatan kepuasan kerja yang kemudian dapat membawa keunggulan perusahaan dalam jangka panjang. Penelitian ini memfokuskan pada analisis hubungan antara budaya perusahaan dan kepuasan kerja karyawan pada restoran cepat saji McDonald?s Roxy Mas. Penelitian ini membatasi pada beberapa variabel-variabel budaya perusahaan berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Miller (1987), yang menyebutkan ada delapan faktor yang menjadi karakteristik budaya perusahaan, yaitu, asas tujuan, asas konsensus, asas keunggulan, asas kesatuan, asas empirik, asas keakraban, asas integritas. Disamping itu juga menggunakan faktor-faktor kepuasan kerja yang dikembangkan oleh Robbins (1989) yang terdiri dari : faktor pekerjaan, faktor promosi, faktor atasan/pimpinan, faktor rekan kerja, dan faktor gaji. Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: mengidentifikasi budaya perusahaan, menganalisis kepuasan kerja karyawan, menganalisis hubungan antara budaya perusahaan dan kepuasan kerja karyawan, serta mengidentifikasi variabel budaya yang perlu dikembangkan lebih lanjut oleh perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara budaya perusahaan dengan kepuasan kerja karyawan. Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan ada hubungan positif antara budaya perusahaan dengan kepuasan kerja karyawan dapat diterima. Artinya, budaya perusahaan dalam suatu perusahaan dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kepuasan kerja yang dicapai oleh karyawannya. |