Penyesuaian sosial adalah kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan mampu berinteraksi dengan lingkungan, serta mampu menjadi bagian dari lingkungan tersebut.
Remaja awal (usia 12 ¿ 14 tahun) adalah sosok manusia yang mulai mengalami perubahan, baik secara fisik maupun secara phikis. Perubahan secara fisik meliputi : perkembangan bentuk badan, perubahan suara, dan lain-lain, sedangkan perubahan secara phisik meliputi : kemampuan untuk dapat menjalin hubungan dengan orang lain, kemampuan untuk mengenal dan menguasai emosi.
Panti Asuhan adalah suatu tempat untuk menampung anak-anak yatim, piatu, yatim piatu atau kurang mampu dan terlantar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyesuaian sosial dari anak-anak Panti Asuhan Vincentius Putera usia remaja. Penyesuaian sosial ini diamati dari 3 (tiga) komponen penyesuaian sosial yaitu : penyesuaian sosial di lingkungan keluarga (orang yang tinggal satu rumah), penyesuaian sosial di lingkungan Panti Asuhan, dan penyesuaian sosial di lingkungan sekolah
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang digunakan untuk mencari informasi aktual yang mendetail, aktual dan sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu : pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi tambahan mengenai penyesuaian sosial anak Panti Asuhan Vincentius Putera.
Hasil uji coba dari penelitian ini menunjukkkan bahwa dari 60 pernyataan, diperoleh 31 pernyataan valid karena r-hitung memiliki koefisien lebih besar dari
r-tabel 0,361 dengan taraf signifikan 5% dan realibilitas alpha diperoleh sebesar 0, 9568.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anak Panti Asuhan Vincentius Putera mampu melakukan penyesuaian sosial. Berdasarkan persentase penyesuaian sosial di lingkungan keluarga (orang yang tinggal satu rumah) responden yang memilih selalu dan sering berjumlah 82 % pada pernyataan positif, sedangkan pada pernyataan negatif, responden yang memilih kategori tidak pernah dan jarang berjumlah 77 %. Berdasarkan persentase penyesuaian sosial di lingkungan Panti Asuhan, pada pernyataan positif responden yang memilih kategori selalu dan sering berjumlah 63 %, sedangkan pada pernyataan negatif, responden yang memilih kategori tidak pernah dan jarang berjumlah 59%. Berdasarkan persentase penyesuaian sosial di lingkungan sekolah, pada pernyataan positif responden yang memilih kategori selalu dan sering berjumlah 59 %, sedangkan pada pernyataan negatif komponen penyesuaian sosial terhadap lingkungan sekolah, responden yang memilih kategori tidak pernah dan jarang berjumlah 64 %. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa anak panti tidak mengalami kesulitan pada saat melakukan penyesuaian sosial dengan lingkungan. |