Salah satu fenomena sosial di kota Jakarta adalah keberadan anak jalanan. Jumlah anak jalanan di Jakarta semakin hari semakin bertambah. Anak jalanan, anak yang sangat rentan mengalami berbagai masalah-masalah baik di dalam keluarga sendiri maupun di jalanan. Hal ini sangat memprihatinkan mengingat mereka sebenarnya masih membutuhkan kasih sayang dari orang tua mereka dan ketika mereka mencari lingkungan yang baru mereka juga dihadapkan pada situasi yang mengenaskan bagi mereka Bagaimanakah anak-anak jalanan mampu mengatasi konsekuensi negatif dari masalah-masalah di keluarga dan di jalanan?. Kemampuan anak yang telah mengalami peristiwa buruk namun tetap mencapai keberhasilan di masa dewasanya ini, dijelaskan Grotberg (1995) sebagai suatu kapasitas seseorang untuk mampu mencegah, meminimalkan atau mengatasi efek-efek yang bersifat merusak dari peristiwa buruk yang terjadi padanya. Kapasitas ini disebut dengan resiliensi (resilience). Dalam penelitian ini pengertian resiliensi adalah kapasitas yang dimiliki anak yang terbentuk dari interaksi yang dinamis antara kepribadian anak dengan lingkungan sekitarnya, yang membuat anak mampu mencapai penyesuaian positif atau justru mengubah risiko dan kesengsaraan yang dialaminya menjadi suatu tantangan untuk mengembangkan dirinya akibat masa kanak-kanak yang kurang baik. Penelitian mengenai resiliensi telah banyak dilakukan pada anak-anak dan remaja yang tinggal dengan keluarga dalam bermacam-macam kesengsaraan atau kemalangan. Namun, penelitian mengenai resiliensi pada anak jalanan masih sedikit sekali, bahkan sejauh ini belum ada penelitian resiliensi pada anak jalanan di Indonesia. Di sisi lain, resiliensi tampak suatu kapasitas yang penting dikembangkan pada anak jalanan yang rentan terhadap masalah-masalah fisik, sosial dan mental. Oleh karena itu, kiranya penting untuk mengetahui bagaimanakah gambaran resiliensinya. Dalam hal ini, dengan mengetahui seberapa jauh anak jalanan memiliki faktor-faktor resiliensi I Have, I Am dan I Can dengan menggunakan alat ukur State Resilence Scale (SRC). Walaupun penelitian ini akan merupakan penelitian awal untuk meninjau resiliensi pada anak jalanan, secara lebih spesifik penelitian ini akan melihat perbedaaan faktor resiliensi terhadap beberapa variabel penting pada anak jalanan antara lain seperti lamanya di jalanan. Faktor-faktor resiliensi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai acuan dalam menggambarkan resiliensi pada individu. Gambaran resiliensi dalam hal ini seberapa jauh anak memiliki faktor-faktor resiliensi dan sumber-sumbernya. Faktor-faktor resiliensi yang diidentifikasikan oleh Grotberg (1995) berdasarkan sumber-sumber yang berbeda. Untuk dukungan eksternal dan sumber-sumbernya, digunakan istilah |