Anda belum login :: 23 Nov 2024 04:18 WIB
Detail
BukuHubungan Antara Derajat Locus of Control dan Citra Tubuh Pada Beauty Advisor yang Tidak Terpilih Menjadi Beauty Consultant
Bibliografi
Author: Faisal, Inoola Melisa ; Adella, Viera (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2005    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-695
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Beauty advisor sebagai salah satu pelaku personal selling pada perusahaan kosmetik bertugas untuk menawarkan produk, melayani kebutuhan konsumen dalam hal kosmetik, dan lain sebagainya. Penampilan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh beauty advisor, karena penampilan dapat membantu mereka untuk mencapai standar kenaikan karier menjadi beauty consultant. Dengan penampilan yang menarik, mereka dapat membujuk konsumen untuk membeli, dan pada akhirnya mereka dapat mencapai target penjualan, yang merupakan salah satu kriteria kenaikan karier. Selain penilaian dari lingkungan, diri sendiri pun memiliki gambaran mengenai baik-buruknya penampilan kita sendiri. Salah satu bentuk penilaian mengenai keadaan diri adalah citra tubuh, yang merupakan gambaran mental yang bebas mengenai bentuk dan ukuran tubuh (dalam Banfield, 2002).
Seberapa besar lingkungan berpengaruh terhadap penilaian diri individu, akan tergantung pada model kontrol yang individu tersebut gunakan sesuai situasi yang berlangsung (Rotter dalam Jolley & Mitchell, 1995). Tema locus yang dipilih seseorang akan sangat dipengaruhi oleh situasi yang ia hadapi. Dengan demikian, tema locus pun dapat berubah-ubah sesuai dengan situasinya.
Ada 2 kutub dalam derajat locus of control yang dikemukakan oleh Rotter, yaitu internal dan eksternal. Seorang beauty advisor yang memiliki locus of control eksternal akan beranggapan bahwa konsumen lah yang menentukan apakah beauty advisor tersebut berhasil atau tidak. Para beauty advisor yang mengembangkan locus of control internal dapat lebih fokus terhadap penampilan juga, namun mereka percaya bahwa yang menentukan kesuksesan mereka sebagai beauty advisor bukanlah konsumen, melainkan diri mereka sendiri, yaitu bagaimana cara mereka agar konsumen tertarik untuk membeli produk.
Penelitian dilakukan terhadap subyek yang berprofesi sebagai beauty advisor. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan 2 kuesioner. Yang pertama adalah kuesioner yang mengukur locus of control, yaitu Internal-External scale yang dibuat oleh Rotter. Kuesioner yang kedua mengukur citra tubuh, yaitu Body-esteem scale for adolescent and adults yang dibuat oleh Mendelson.
Penelitian ini merupakan penelitian non-experimental, artinya peneliti tidak dapat mengontrol secara langsung variabel-variabel sesuai dengan keinginan peneliti (Kerlinger, 1986). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih sampel yang memiliki karakteristik tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Subyek yang ingin diteliti dalam penelitian ini memiliki beberapa karekteristik tertentu, yaitu wanita yang tergolong dalam usia dewasa muda, berprofesi sebagai beauty advisor dalam produk-produk kecantikan di Jakarta, dan sudah pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti training yang dilakukan perusahaan. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 70 orang, yang terdiri dari para beauty advisor dari berbagai mall di Jakarta. Untuk uji coba alat ukur, subjek yang digunakan sebanyak 30 orang.
Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya hubungan antara derajat locus of control terhadap citra tubuh pada beauty advisor yang tidak terpilih menjadi beauty consultant. Semakin eksternal kecenderungan locus of control, semakin negatif citra tubuh yang dimiliki oleh beauty advisor yang gagal menjadi beauty consultant.
Dalam penelitian ini, sebagian besar beauty advisor memiliki kecenderungan citra tubuh yang negatif. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena profesi sebagai beauty advisor ini menuntut mereka untuk terus memperbaiki diri dalam rangka mencapai keadaan fisik yang ideal berdasarkan standar lingkungan. Akibatnya mereka tidak merasa puas terhadap penampilan mereka sendiri.
Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas beauty advisor dalam penelitian ini memiliki kecenderungan locus of control external. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh situasi kerja beauty advisor ya
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)