Anda belum login :: 17 Feb 2025 08:19 WIB
Detail
BukuPerbedaan Nilai Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas I SD Antara yang Berada Pada Tingkat Sempoa Dasar dan Tingkat Sempoa Bayangan
Bibliografi
Author: Linggajaya, Agnes Arifina ; Yuliastini, Natalia (Advisor); Setiadi, Bernadette N. (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2005    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-737
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Tidak dapat dipungkiri bahwa matematika berguna dalam kehidupan sehari-hari (Liebeck, 1984) untuk menyelesaikan segala permasalahan yang ada dan merupakan dasar dari berbagai bidang ilmu. Mengingat pentingnya arti matematika bagi kehidupan manusia, maka matematika sudah diperkenalkan sebagai bidang ilmu sejak usia sekolah dasar. Materi matematika yang diajarkan pada anak di bangku SD, memiliki penekanan pada perhitungan aritmatika dasar, baik numerik maupun verbal. Namun, menurut Piaget (dalam Turner & Helms, 1995), dikarenakan oleh tingkat perkembangan kognitif anak di bangku SD, yang masih berada pada tahap konkrit operasional, seringkali konsep abstrak dari matematika sukar untuk dipahami. Heddens (1998) mengemukakan, bahwa pendidikan aritmatika pada anak akan lebih berhasil apabila pengertian dan instruksi aritmatika disampaikan dengan menggunakan obyek fisik eksternal yang dapat dimanipulasi oleh anak. Oleh karena itu, beberapa tahun belakangan ini, metode Mental Aritmatika dengan sempoa hadir sebagai program alternatif pembelajaran untuk mewujudnyatakan konsep abstrak tersebut.
Dalam mempelajari metode ini, terdapat berbagai macam tingkat, dimulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat sempoa bayangan. Pada proses pembelajaran di tingkat sempoa dasar, sempoa hadir sebagai alat bantu eksternal, sedangkan pada proses pembelajaran di tingkat sempoa bayangan, sempoa tidak lagi hadir secara nyata, namun hadir secara mental (dalam pikiran). Akan tetapi, untuk memperoleh hasil yang maksimal dari metode ini, diperlukan proses yang berkesinambungan secara bertahap, dari tingkat sempoa dasar ke tingkat sempoa bayangan, sehingga memakan waktu yang cukup lama untuk mempelajarinya. Seiring dengan hal tersebut, maka pada kenyataannya, terdapat sekitar 30% - 40% dari peserta pelatihan sempoa yang berhenti pada tingkat sempoa dasar karena para orang tua merasa metode ini kurang membantu peningkatan prestasi belajar anaknya di sekolah. Padahal peningkatan prestasi belajar, khususnya pelajaran matematika, menurut metode ini, dapat diraih jika siswa melakukan perhitungan dengan cepat dan akurat tanpa alat bantu sempoa (pada tingkat sempoa bayangan). Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti ingin meneliti mengenai perbedaan pada nilai prestasi belajar siswa kelas I SD yang berada pada tingkat sempoa dasar dengan yang berada pada tingkat sempoa bayangan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan two-groups design, dimana salah satu kelompok yakni kelompok eksperimen akan diberikan treatment sempoa bayangan selama 2 minggu atau 10 kali pertemuan. Jenis penelitian ini disertai dengan metode Pretest-Postes Control Group. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui apakah memang hasil pemberian treatment, dengan sempoa bayangan, berpengaruh pada nilai prestasi belajar siswa. Penyusunan alat ukur, berupa tes prestasi matematika yang berdasarkan kurikulum kelas I SD, melalui tahap uji coba terlebih dahulu. Kemudian, setelah dihitung tingkat kesulitan masing-masing item, disusun menurut tingkat kesulitan item yang paling mudah sampai dengan yang paling sukar. Tes prestasi ini dikategorikan sebagai time-powered test (Nunnaly, 1978) karena dalam tes prestasi ini memiliki taraf kesulitan untuk mengukur kemampuan serta batas waktu untuk mengoptimalkan proses berpikir.
Akan tetapi, hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada nilai prestasi belajar matematika siswa kelas I SD antara yang berada pada tingkat sempoa dasar dan tingkat sempoa bayangan. Hal ini disebabkan karena subyek kurang menguasai materi sempoa bayangan, dari jumlah materi yang diberikan tidak sesuai dengan rentang waktu yang tersedia. Terlebih lagi, ada 3 subyek yang tidak melengkapi keseluruhan materi yang diajarkan. Penelitian ini memiliki keterbatasan waktu dan subyek, maka dari itu disarankan untuk penelitian selanjutnya, pelatihan diberikan pada kehidupan nyata sehari-hari dengan jumla
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.46875 second(s)