Kesehatan tubuh kita merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena hal ini merupakan modal utama untuk melakukan aktifitas-aktifitas dalam hidup ini. Apabila kondisi kesehatan kita sedang tidak bagus, otomatis aktifitas kita menjadi terhambat. Hal inilah yang mulai dialami oleh orang-orang yang berada dalam kelompok dewasa madya. Walaupun tidak dapat dikatakan semua mengalami hal demikian tetapi umumnya kelompok ini mulai mengalami kemunduran secara fisik. Kemunduran-kemunduran secara gradual dalam kemampuan sensoris, kesehatan, stamina, dan ketrampilan mulai dialami orang-orang yang memasuki usia dewasa madya (Papalia, 2004). Daya tahan tubuh yang juga mulai menurun membuat mereka menjadi rentan terhadap penyakit. Salah satu jenis penyakit yang mengancam di usia ini adalah penyakit kronis, dan kanker payudara merupakan salah satunya. Menurut Djoerban, et al (2003), kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari sel payudara, selnya berkembang tanpa kontrol, melebihi perkembangan sel normal dan dapat menyebar ke jaringan organ lain. Kanker payudara tidak hanya diderita oleh wanita saja, tetapi juga dapat dialami oleh pria, namun lebih banyak diderita oleh kaum wanita. Dan penyakit ini dapat mengancam segala kelompok usia, tetapi dikatakan umumnya menyerang yang berusia di atas 40 tahun. Ditemukan bahwa jumlah kasus kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada usia 30-40 tahun kemungkian terkena kanker payudara adalah 1 orang dari 252 orang, pada usia 40-50 tahun angka itu meningkat menjadi 1 dari 68 orang, pada usia 50-60 tahun menjadi 1 dari 35 orang dan pada usia 60-70 tahun 1 dari 27 orang (Djoerban et al., 2003). Orang yang menderita penyakit ini umumnya memberikan respon shock, tidak percaya, marah, menyangkal, hingga depresi. Menurut Taylor (1995), reaksi yang umumnya ditampilkan oleh mereka yang di diagnosa menderita kanker payudara adalah terkejut, menyangkal, cemas, dan depresi karena merasa segala sesuatu tiba-tiba menjadi berubah dan masa depan menjadi tidak jelas. Bagi seorang wanita yang menderita kanker payudara perasaan hancur yang dialaminya memiliki nilai lebih dari itu. Apabila seseorang menderita kanker payudara, ia menghadapi resiko akan kehilangan payudara. Bagi seorang wanita payudara memiliki nilai tersendiri. Payudara merupakan organ kewanitaannya yang membuatnya merasa lebih istimewa dibandingkan pria. Kehilangan payudara akan mengubah penampilan fisiknya dan dapat berpengaruh pada cara pandangnya terhadap gambaran tubuh. Wanita merasa minder, terabaikan, merasa tidak sempurna lagi sebagai seorang wanita. Ditambah lagi efek-efek pengobatan lainnya, yang dapat membuatnya mengalami rasa mual , muntah-muntah, rambut rontok, dan gejala menopause. Seorang wanita yang belum mengalami menopause, karena efek dari pengobatan ia menjadi mengalami menopause lebih dini. Ia merasa hal ini dapat mengancam kehidupan perkawinannya. Efek samping dari pengobatan (seperti rasa mual, muntah-muntah, perubahan berat badan, gejala menopause) dapat menimbulkan perasaan terancam terhadap nilai feminimitas si penderita, kesuburan, dan self-esteem, mengganggu hubungan seksual, dan perkawinan (Beverly Brandt, 2002 dalam cancersourceRN.comAdvertisement). Penelitian ini melihat hubungan antara adjustment dan quality of life pada wanita dewasa madya penderita kanker payudara, dengan melihat dimensi-dimensi adjustment mana yang memiliki hubungan dengan dimensi-dimensi quality of life, karena pengukuran dilakukan dari nilai total masing-masing dimensi bukan dari nilai total secara keseluruhan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non-eksperimental. Pengambilan sampel menggunakan teknik non-probabilities sampling dan convenience sampling. Penelitian ini mendapatkan sampel sejumlah 11 wanita dewasa madya penderita kanker payudara, yang memiliki karakteristik sebagai berikut: subyek berjenis kelamin wanita dan berada dalam rentang usia kelompok dewasa madya, yaitu berusia antara 40 tahun sampa |