Anda belum login :: 27 Nov 2024 19:15 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran Penemuan Makna Hidup Penerbang Tempur TNI-AU Pasca Kecelakaan dan Grounded
Bibliografi
Author:
Karim, Riza
(Advisor);
Magdalena, Deborah Gayatri
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2005
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Deborah Gayatri Magdalena's Undergraduate Theses.pdf
(19.0MB;
44 download
)
Deborah Gayatri Magdalena's - INTISARI.pdf
(466.31KB;
2 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-732
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Penerbang tempur merupakan individu dengan karakteristik yang spesial berkaitan dengan kondisi pekerjaannya. Dikatakan sebagai individu dengan karakteristik yang spesial atau unik dikarenakan berdasarkan hasil seleksi, individu-individu tersebut merupakan orang-orang pilihan dari kelompoknya. Seorang narasumber peneliti di TNI AU menyatakan secara lebih tegas bahwa penerbang-penerbang tempur merupakan ¿selected people¿. Pada umumnya mereka merupakan individu dari level teratas di kelompoknya, dalam hal ini diantara penerbang Angkatan Udara. Proses pemilihan mereka pun melalui proses yang tidak mudah, diperlukan proses seleksi yang meliputi berbagai macam aspek yang pada akhirnya dapat menentukan individu-individu yang memang layak untuk mendapat label sebagai seorang penerbang tempur Angkatan Udara.
Kekhasan individu penerbang tempur berkaitan pula dengan jenis pekerjaaan mereka yakni sebagai penerbang yang memiliki resiko tinggi akan terjadinya kecelakaan. Sehingga dengan demikian, suatu kecelakaan merupakan hal yang sangat mungkin terjadi pada saat mereka melakukan pekerjaan atau tugas terbangnya. Meskipun demikian, sebuah kecelakaan yang terjadi, tidak serta merta dianggap sebagai suatu hal yang wajar. Sebuah kecelakaan dapat membawa penerbang dalam suatu proses yang dinamakan grounded. Grounded merupakan istilah dalam dunia penerbangan, yang digunakan untuk menjelaskan kondisi dimana seorang penerbang dinyatakan tidak dapat melakukan tugas terbangnya atau stop flying untuk sementara waktu sampai batas waktu dan hasil penyelidikan atas penyebab kecelakaan dapat disimpulkan.
Pemberian konsekuensi grounded secara langsung dibebankan kepada penerbangnya, hal ini dikarenakan ciri khas dari jenis pekerjaan mereka yang umumnya sudah sangat terkontrol terutama dalam ruang lingkup pesawat militer. Apabila ada suatu tugas yang terlupakan atau terjadi suatu kecelakaan, hal ini dapat dianggap sebagai kesalahan yang disebabkan oleh lalainya penerbang dalam menjalankan prosedur operasional standar tersebut.
Prosedur penyelidikan untuk menyatakan apakah seorang penerbang bersalah atau tidak atas sebuah kecelakaan yang dialaminya dapat memakan waktu yang cukup lama. Proses penyelidikan tersebut akan dilakukan oleh sebuah Tim Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Terbang (PPKPT). Rangkaian peristiwa kecelakaaan dan grounded dapat dikategorikan dalam sebuah peristiwa tragis yang dapat menyebabkan seorang penerbang mengalami kondisi yang tidak menyenangkan seperti stres, kecewa, tertekan, malu, rendah diri, putus asa serta penghayatan lainnya. Pernyataan akan kemungkinan kondisi diatas dibenarkan oleh narasumber di TNI AU yang menyatakan bahwa beberapa dari penerbang yang mengalami kecelakaan dan grounded mengalami beberapa kondisi tersebut terutama selama proses mereka menunggu persidangan yang menentukan apakah mereka dinyatakan bersalah atau tidak.
Peristiwa-peristiwa tragis yang sulit untuk dihindari, dapat mengakibatkan kondisi penghayatan negatif seperti yang telah diungkapkan diatas. Kondisi tersebut dalam konstruk psikologis termasuk dalam meaningless life.
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara serta desain penelitian studi kasus. Partisipan atau responden dalam penelitian ini adalah penerbang tempur TNI AU yang statusnya masih aktif. Selain karakteristik tersebut, mereka juga adalah penerbang yang dalam karir profesionalismenya pernah mengalami kecelakaan dan digrounded.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menggambarkan penemuan makna hidup pada masing-masing responden. Sekalipun keduanya berhasil menemukan dan mengalami kondisi meaningful life sesuai dengan proses yang ada, akan tetapi adanya individual differences di mana masing-masing subyek tetap memiliki penghayatan yang berbeda.
Keberhasilan manusia untuk memaknai hidupnya bagi Frankl (1984) tidak semata-mata diarahkan kepada pemenuhan aktualisasi atau kebutuhan individu
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.171875 second(s)