Anda belum login :: 24 Nov 2024 11:50 WIB
Detail
BukuPola Hubungan Kebiasaan Berfikir Negatif Mengenai Diri (Negative Self-Thinking Habit) dan Aspek-Aspek Self-Esteem Pada Remaja
Bibliografi
Author: Anggarita, Siti Andiza ; Herabadi, Astrid Gisela (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2005    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-716
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pola tertentu pada kebiasaan berpikir negatif mengenai diri (negative self-thinking habit) dan aspek-aspek self-esteem pada remaja. Mayoritas sampel dalam penelitian ini merupakan mahasiswa angkatan 2004 fakultas Psikologi dan Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta. Masa remaja merupakan masa yang cukup menetukan dalam pembentukan konsep diri. Konsep diri menurut Bruno (1989) berkorelasi positif dengan harga diri (self-esteem). Remaja dengan self-esteem yang tinggi memiliki evaluasi diri yang postitf sehingga merasa lebih percaya diri. Sedangkan remaja dengan self-esteem yang rendah cenderung merasa tidak nyaman dengan dirinya.
Tafarodi dan Swann (2001) membagi global self-esteem menjadi dua aspek, yaitu self-competence dan self-liking. Kedua hal tersebut merupakan dua aspek yang saling berkaitan namun tidak selalu harus sejalan. Berdasarkan perhitungan korelasional dalam penelitian ini, ditemukan bahwa kebiasaan yang tinggi dalam berpikir negatif mengenai diri berhubungan dengan self-liking yang rendah. Dengan demikian diasumsikan bahwa orang-orang dengan kebiasaan yang tinggi dalam berpikir negatif mengenai dirinya cenderung merasa tidak nyaman dengan dirinya. Adapun kebiasaan yang tinggi dalam berpikir negatif mengenai diri dapat membentuk set mental negatif yang berhubungan dengan aspek afektif di mana seseorang merasa tidak menyukai dirinya (self-liking rendah). Dalam penelitian ini juga dapat dilihat bahwa kebiasaan berpikir negatif mengenai diri tidak berhubungan dengan self-competence. Hal tersebut penulis asumsikan karena penilaian individu terhadap kompetensi dirinya seringkali bersifat objektif di mana ia dapat menilai kemampuan diri berdasarkan pengalaman keberhasilan dalam mencapai cita-citanya (faktual).
Mayoritas subjek dalam penelitian ini (79%) berjenis kelamin perempuan. Apabila dalam penelitian selanjutnya dapat melihat kedua jenis kelamin secara proporsional dan kemudian menemukan perbedaan yang signifikan, mungkin dapat diketahui apakah pola asuh berhubungan dengan kedua variabel dalam penelitian ini.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)