Anda belum login :: 22 Nov 2024 13:35 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK TUNARUNGU, STUDI KASUS DI TAMAN KANAK-KANAK SEKOLAH LUAR BIASA - KELAS TIGA PANGUDI LUHUR, KEMBANGAN-JAKARTA BARAT
Bibliografi
Author:
SEKAR, R. AJENG DEWI
;
Wanei, Gerda K.
(Advisor)
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unika Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2005
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
R. AJENG DEWI SEKAR UTAMI's Undergraduated Theses.pdf
(2.06MB;
61 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FKIPK-279
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Ketunarunguan adalah cacat yang berpengaruh luas dan menjadi
kendala dalam berbagai fungsi-fungsi kehidupan bagi penyandangnya.
Tidak mendengar berarti terasingnya para tunarungu dari kegiatan
sehari-hari (Myklebust,1963).
Bahasa adalah media yang memungkinkan seseorang dalam
menyampaikan pikirannya kepada orang lain, mengidentifikasikan
perasaannya yang paling dalam, membantu memecahkan masalah
pribadi, dan menjelajahi dunianya, melampaui penglihatan. Menurut
Meadow,1980: Kemiskinan yang paling mendasar bagi tunarungu adalah
kemiskinan akan bahasa, yang membuat amak tunarungu tidak mampu
menjalani tahapan-tahapan perkembangan sesuai teori Jean Piaget.
Masa kanak-kanak akhir adalah usia saat anak sudah beranjak
antara 10 tahun sampai 12 tahun.Piaget menyatakan tahap terpenting
dalam usia kanak ? kanak akhir adalah dimana anak-anak sudah
membiasakan diri dengan peraturan sehingga apabila melanggar akan
merasa bersalah dan gelisah, (Unaradjan,2003). Tidak demikian bagi
anak tunarungu, usia kanak-kanak akhir adalah masa dimana mereka
baru mempelajari arti dari s etiap peraturan yang ada dilingkungan.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.171875 second(s)