Indonesia yang kaya sumber daya alam berhasil menarik minat para investor sehingga untuk menjaga keseimbangan kepentingan kontraktor dan pemerintah yang berbeda, dibuatlah Kontrak Bagi Hasil (production sharing contract). Analisis anggaran modal dilakukan untuk mengetahui fisibilitas proyek ekspansi gas Sumatra Selatan milik PT EXSPAN NUSANTARA, dimana PT EXSPAN NUSANTARA merupakan lembaga perwujudan kontrak bagi hasil (production sharing contract) antara PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PERTAMINA. Dengan adanya production sharing contract maka analisis anggaran modal proyek ini berbeda dengan proyek umumnya dimana arus kas (cash flows) proyek harus disesuaikan dengan kontrak bagi hasil. Arus kas masuk (cash inflows-CIF) dan arus kas keluar (cash outflows-COF) terlebih dahulu disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan di kontrak, seperti First Tranche Petroleum (FTP), cost recovery (biaya yang akan direimburse oleh pemerintah), pembagian laba untuk pemerintah dan kontraktor, pajak penghasilan. Hasil dari penyesuaian ini berupa net cash flows (after tax basis) yang akan digunakan sebagai dasar analisis anggaran modal. Dari analisis anggaran modal yang berdasar pada after tax net cash flows, didapatkan payback period 2 tahun 10 bulan 24 hari, discounted payback period selama 3 tahun 6 bulan 23 hari, Net Present Value sebesar 56,31 juta US dollar, profitability index sebesar 2,1638 dan Internal Rate of Return sebesar 45,56% serta Modified Internal Rate of Return sebesar 25,61%. Dari hasil-hasil ini, dapat disimpulkan bahwa proyek ekspansi gas Sumatra Selatan tersebut feasible. Dari penelitian tersebut diatas hendaknya discount rate yang digunakan dalam analisis berdasar pada Required Rate of Return (RRR) dan dengan semakin menipisnya sumber daya alam Indonesia, sebaiknya perusahaan membuat terobosan-terobosan baru di bidang energi. |