PT. Trandtor, Ltd merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penghasil alat transportasi, yang berproduksi berdasarkan sistem job order. Perusahaan perlu menerapkan sistem perbaikan kualitas yang terstruktur untuk mengatasi tingginya tingkat persentase cacat produk, terutama pada produk frame body motor jenis KRTM. Berdasarkan data pengamatan selama 3 bulan, ditunjukkan persentase cacat produk frame body motor sebesar 0.580% yang merupakan persentase cacat tertinggi dibandingkan dua jenis frame body motor lainnya. Penerapan metode DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) dilakukan pada level produk. Pada tahap Define didapatkan bahwa ada 5 jenis cacat yang sangat berpengaruh terhadap tingginya kecacatan pada frame body motor. Hal-hal tersebut adalah seperti nut dol (stay front top cover), guide cable yang tidak terpasang, bolt patah (stay rear fender), posisi not good (stay muffler), dan nut dol (stay a/c case) dengan persentase cacat sebesar 0.303%. Biaya akibat kualitas buruk yang dikeluarkan perusahaan adalah Rp. 65,720,250.00 untuk kelima jenis cacat diatas. Pada tahap Measure dilakukan perhitungan kapabilitas proses terhadap kelima jenis cacat ini sebelum dilakukannya implementasi perbaikan, yaitu sebesar 99.6344% dengan tingkatan level sigma sebelum implementasi perbaikan adalah sebesar 3.941559. Pada tahap Analyze didapatkan karakteristik kualitas yang paling berpengaruh terhadap kelima jenis cacat diatas adalah seperti proses pengetapan yang salah atau tidak sesuai dengan prosedur yang ada, terjadinya guncangan pada JIG penahan, human error, serta terjadinya kerusakan pada peralatan yang digunakan. Namun bila dilihat dari nilai RPN yang paling tinggi pada diagram FMEA adalah karena proses pengetapan yang salah, dan terjadinya guncangan pada JIG penahan. Pada tahap Improve, diberikan usulan perbaikan kepada perusahaan dan dilakukan implementasi usulan perbaikan selama 2 minggu. Lalu dihitung kapabilitas proses, level sigma, dan biaya akibat kualitas buruk setelah implementasi. Tahap Control akan dilakukan oleh pihak perusahaan dalam jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah dilakukan implementasi. Hasil akhir dari implementasi didapatkan peningktan kapabilitas proses terhadap kelima jenis cacat tadi, adalah sebesar 99.7944%. Level sigma juga menglami peningkatan menjadi 4.1427, sedangkan penghematan biaya akibat kualitas buruk yang dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 14,550,600.00. |