Persepsi merupakan suatu pandangan individu terhadap suatu objek yang diterima oleh panca indera dan diinteprestasikan untuk memberikan arti pada lingkungan disetiap individu tersebut berada. Siswa SMP adalah individu yang berusia ± 12 tahun yang mengalami masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang dipengaruhi dengan adanya perubahan fisik, kognisi, kepribadian, dan sosial, sedangkan pendidikan seks adalah pemberian informasi yang faktual, jujur, terbuka terhadap masalah seksualitas yang disesuaikan dengan perkembangan anak dan mempertimbangkan nilai dan norma masyarakat.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persepsi siswa SMP Santa Maria Kelas II terhadap dampak materi pendidikan seks di sekolah yang diberikan oleh Tim Perdakhi. Penelitian tersebut dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Santa Maria, Jalan. Ir. H. Juanda, no. 29 Jakarta Pusat kepada siswa-siswi kelas II yang berjumlah 177. Dalam penulisan skripsi ini terdapat satu variabel yaitu Persepsi Siswa Sekolah Menengah Pertama Santa Maria kelas II terhadap dampak materi pendidikan seks di sekolah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan skala penilaian yang digunakan untuk mengukur persepsi siswa terhadap dampak materi pendidikan seks. Langkah penyusunan skala penilaian diawali dengan membuat kisi-kisi berdasarkan dari tiap komponen yaitu pengembangan diri, kesehatan reproduksi, dampak perilaku seksual, gender, dan Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS. Analisis uji coba dilakukan dengan mengadakan analisis rasional yang dilanjutkan dengan analisis empiris. Dari 64 pernyataaan yang dilakukan uji coba terpakai memperoleh 36 pernyataan yang valid, pernyataan tersebut dinyatakan valid karena r-hitung memiliki koefisien korelasi lebih besar dari r-tabel 0,148 dengan taraf signifikan 5% dan reliabilitas alpha sebesar 0,6970, untuk meningkatkan nilai reliabilitas alpha, maka peneliti mengolah lagi data yang valid 36 pernyataan, sehingga memperoleh reliabilitas alpha sebesar 0,8114.
Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah siswa memperoleh materi tersebut siswa berpendapat bahwa dalam bergaul siswa harus memiliki sikap percaya diri dan siap menerima kritikan dari orang lain sehingga hubungan yang baik dengan orang lain dapat terjalin, siswa tidak memandang bahwa seksualitas sesuatu yang jijik, jorok dan tabu sehingga siswa dapat menerima perubahan fungsi organ reproduksi, apalagi siswa masih ingin mengetahui informasi tentang seksualitas, tetap bertemanan memberikan nasehat bagi orang yang telah melakukan hubungan seks di luar nikah, berperilaku sesuai dengan norma masyarakat, berperilaku sesuai dengan peran gendernya, dan tetap berteman dan memberi semangat hidup kepada orang yang menderita penyakit tersebut, serta siswa masih ingin mengetahui informasi tentang PMS, HIV/AIDS. |