Aktivitas dalam bekerja khususnya berkaitan dengan motif ekonomi dapat menjadi salah satu sebab terjadinya suatu stressor. Contohnya tuntutan ekonomi yang menyebabkan banyak orang terpaksa bekerja sampai malam hari, dan tak jarang pula yang rela menanggung resiko tinggi demi mendapat hasil besar. Hal ini dapat dijumpai pada pekerjaan sebagai dealer valuta asing yang karakteristik pekerjaannya mengandung stres, yaitu waktu kerja non standar (bisa sampai 24 jam), tidak memperoleh gaji tetap, melainkan memperoleh gaji berdasarkan komisi dari transaksi valuta asing. Maka dari itu, dealer berupaya memperoleh keuntungan besar yang tidak menutup kemungkinan justru memperoleh kerugian karena keadaan pasar yang sulit diprediksi dan diantisipasi. Profesi lain yang tidak jauh berbeda adalah broker pasar modal, walaupun memiliki kesamaan dengan dealer dalam hal situasi kerja yang ramai dan keadaan pasar yang sulit diprediksi, namun broker bekerja dalam waktu yang standar, menerima gaji tetap, dan resiko kerugian yang tinggi dapat diantisipasi. Dapat dikatakan dealer valuta asing dan broker pasar modal berada dalam lingkup pekerjaan yang hampir sama, namun lingkungan pekerjaan yang berbeda. Maka dari itu, penelitian ini ingin mengukur perbedaan gambaran stres kerja antara dealer valuta asing dan broker pasar modal.
Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, dengan pemakaian sampel sebanyak 60 orang, yang terdiri dari 30 orang karyawan dealer valuta asing dan 30 orang karyawan broker pasar modal. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkat stres dalam penelitian ini berbentuk kuesioner, yang pernyataan-pernyataannya berdasarkan indikator stres secara fisiologis dan psikologis menurut Beehr dan Newman (dalam Rice, 1992). Dengan indikator kondisi fisologis berupa/yaitu : meningkatnya detak jantung, masalah pernafasan, sakit perut, gangguan kulit, dan susah tidur. Serta indikator kondisi psikologis berupa/yaitu : kecemasan, ketegangan, kebingungan, dan mudah tersinggung; frustasi, marah, dan kesal; perasaan tertekan; sensitif dan hiperaktif; menarik diri dan depresi; perasaan terisolir dan terasing; kebosanan dan ketidakpuasan dalam bekerja; kelelahan mental dan menurunnya fungsi intelektual; kehilangan konsentrasi; kehilangan spontanitas dan kreatifitas; kemampuan berkomunikasi efektif berkurang; menurunnya harga diri. Setelah dilakukan pengujian validitas, diperoleh 84 item yang valid, r tabel=0,2686(tabel G Shavelson, LOS = 0,05); hasil uji realibilitas=0,946.
Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan perhitungan t-test. Dari hasil analisa tersebut ditemukan bahwa ada perbedaan gambaran stres kerja yang signifikan antara dealer valuta asing dan broker pasar modal, dengan gambaran stres kerja yang lebih tinggi pada dealer valuta asing. Sebagai hasil tambahan diperoleh kesimpulan bahwa gambaran stres dealer sedang dan tingkat stres broker rendah. |