Remaja adalah transisi dari masa kanak-kanak kepada kedewasaan (Sebald, 1992). Pada masa ini remaja mengalami krisis identitas dan bertanya-tanya akan perannya di masyarakat. Untuk mencari tahu akan perannya dalam masyarakat, remaja biasanya mencari seorang role model. Proses belajar melalui role model biasa disebut observational learning, modeling, atau social learning theory. Pada zaman ini, entertainer adalah pahlawan bagi remaja dan mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku remaja. Perilaku mengidolakan seorang selebriti tertentu ini dinamakan celebrity worship, yang diukur melalui Celebrity Attitude Scale. Sayangnya tidak semua nilai yang dibawakan para selebriti positif bagi remaja. Salah satu nilai yang dibawakan adalah bentuk tubuh ideal yang sulit dicapai. Remaja yang ingin meniru penampilan selebriti idolanya akan mengalami kesulitan, dan akibat yang mungkin muncul adalah body image yang negatif. Body image sendiri didefinisikan sebagai representasi internal dari penampilan luar seseorang-persepsi yang unik tentang penampilan seseorang (Thompson, 1999). Komponen-komponen pada body image adalah komponen kognitif, behavioral, dan perseptual (Thompson, 1999), yang tercermin dalam alat ukur Body Esteem Scale for Adolescent and Adult. Kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu Celebrity Attitude Scale dan Body Esteem Scale for Adolescent and Adult yang sudah diterjemahkan. Kuesioner disebarkan di wilayah Jakarta dan Tangerang pada 90 remaja putri. Remaja putri yang dimaksud adalah yang berusia 12 sampai 20 tahun. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa hipotesa nul ditolak dan hipotesa alternatif, yaitu ada hubungan antara celebrity worship terhadap selebriti wanita yang dianggap bertubuh ideal pada remaja putri, diterima. Skor korelasi adalah -0.36, yang berarti semakin tinggi celebrity worship seorang remaja putri, semakin rendah skor body imagenya. Penelitian ini juga menghasilkan gambaran mengenai perilaku body image dan celebrity worship pada remaja. |