Anda belum login :: 23 Nov 2024 03:45 WIB
Detail
BukuAnalisa Kinerja Keuangan PT Unilever Indonesia TBK. Tahun 1997-2002 Dengan Menggunakan Analisis ROI, ROE dan Economic Value Added (EVA)
Bibliografi
Author: Luciana, Anna ; Udaya, Yusuf (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2004    
Jenis: Theses - Master Thesis
Fulltext: Anna Luciana's Master Theses.pdf (198.0KB; 187 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: MM-325
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Evaluasi kinerja keuangan yang umum digunakan adalah dengan
menggunakan analisa rasio. Analisa rasio dinilai mempunyai banyak kelemahan, sehingga digunakan Economic Value Added sebagai cara yang baru untuk mengevaluasi kinerja keuangan.
Economic Value Added berasal dari konsep surplus ekonomi yang sudah
lama digunakan. Konsep ini diperkenalkan oleh G. Bennet Steward dan Joeh M
Stern yang bekerja sebagai analis keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA sudah banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan di Amerika, namun di Indonesia konsep ini belum banyak di gunakan.
Economic Value Added bukan hanya sekedar pengukuran kinerja
keuangan semata, ia merupakan instrumen yang dapat merubah perilaku manajerial bahkan mampu untuk dapat merubah budaya perusahaan. EVA dapat
digunakan untuk mendorong produktiftas karyawan karena dapat dikaitkan dengan sistem insentif atau bonus bagi karyawan.
Economic Value Added bila didefiniskan sebagai keuntungan operasional setelah memperhitungkan pajak dikurangi dengan biaya modal yang dikeluarkan.
Biaya modal yang umumnya dihitung dalam suatu perusahaan umumnya adalah biaya modal dari pinjaman pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan atau cost of debt. Sedangkan modal yang ditanam oleh pemilik dalam bentuk saham tidak
dihitung sebagai biaya, sehingga hal ini menunjukan bahwa biaya modal dalam perusahaan belum seluruhnya dihitung.
Analisa Economic Value Added yang dilakukan terhadap PT Unilever
Indonesia Tbk. yang dilakukan selama tahun 1997 hingga tahun 2002, menunjukan hasil kinerja keuangan Unilever yang cukup baik. Walaupun pada tahun 1997-1998 EVA Unilever bernilai negatif. Pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia sangat buruk, sehingga mempengaruhi kinerja seluruh
perusahaan di Indonesia, termasuk PT Unilever. Namun untuk tahun selanjutnya EVA PT Unilever terus meningkat hingga bernilai 422,696 juta rupiah.
Kinerja keuangan Unilever bila dinilai dengan analisa rasio khususnya
return on invesment (ROI) dan return on equity (ROE) menunjukan kinerja yang baik, karena selama periode analisis ROI dan ROE menunjukan nilai positif, yaitu berkisar antara 18% dan 48%. Sedangkan nilai EVA berfluktuasi antara negatif
(170,792) juta rupiah hingga 422,696 juta rupiah.
Bila kita membandingkan dengan analisa rasio dengan analisa Economic Value Added maka ada perbedaan hasil yang didapat yaitu untuk periode 1997-1998. Nilai EVA Unilever pada tahun 1997-1998 menunjukan hasil yang negatif,
namun nilai ROI dan ROE menunjukan hasil yang positif. Hal ini dapat memberikan kesan yang berbeda bagi investor. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia. Sedangkan untuk tahun 1999-2002 nilai ROI,ROE dan EVA menunjukan hasil yang positif.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.125 second(s)