Anda belum login :: 24 Nov 2024 03:12 WIB
Detail
BukuUsulan Penerapan Six Sigma Dengan Metode Define - Measure - Analyze - Improve - Control (DMAIC) Dalam Pengendalian Kualitas Cacat di PT. Nike - Tangerang
Bibliografi
Author: Renatha ; Gunawan, Ahmad (Advisor)
Topik: SIX SIGMA
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2004    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Renatha's Undergraduated Theses.pdf (1.1MB; 156 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FTI-106
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
PT. Nagasakti Paramashoes Industry (PT. NASA) merupakan
perusahaan yang bergerak pada industri manufaktur di bidang sepatu yang
memproduksi sepatu olaraga. Untuk mempertahankan keberadaannya,
kualitas yang dihasilkan dari proses akan menjadi taruhan untuk
mempertahankan daya saing produk sepatu olahraga terutama dalam
menghadapi industri sejenis yang sekarang semakin banyak bermunculan
dan memiliki profitabilitas tinggi dalam persaingan yang semakin ketat.
Salah satu cara peningkatan profitabilitas secara internal adalah
menurunkan biaya akibat kualitas buruk dengan menghasilkan produkproduk
yang berkualitas (produk tanpa cacat). Penelitian ini dilakukan
untuk menentukan langkah baru dalam mengurangi jumlah produk yang
cacat.
Penelitian ini menggunakan Six Sigma sebagai alat ukur, dengan
menggunakan metode Define-Measure-Analyze-Improve-Control
(DMAIC). DMAIC merupakan metode yang bertujuan untuk
mengeliminasi cacat langsung ke akar penyebab utamanya.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada tahap Define
diketahui produk sepatu yang paling bermasalah adalah sepatu tipe Jumble
dengan level sigma 4.78 sigma dan CTQ yang dihasilkan dari diagram
pareto adalah cacat jahitan (46.3%), cacat sol tidak lengket (26.7%) dan
cacat kulit mengkerut (17.1%). Kemudian dilanjutkan dengan tahap
Measure diketahui level sigma untuk tipe Jumble saat ini adalah 3.82 sigma
dengan Cp untuk proses menjahit, sol tidak lengket dan kulit mengkerut
masih di bawah 1 (kapabilitas proses masih rendah). Setelah diketahui
kapabilitas proses, pada tahap Analyze dimulai dengan menggunakan
brainstorming dan diagram Fishbone, sehingga didapatkan ketiga cacat
tersebut terjadi karena beberapa operator tidak bekerja sesuai dengan SOP
yang berlaku di perusahaan. Kemudian dilakukan pembuatan FMEA untuk
mencari prioritas penanganan utama berdasarkan RPN tertinggi (untuk
cacat jahitan RPN tertinggi 343, sol tidak lengket RPN tertinggi 294 dan
cacat kerutan RPN tertinggi adalah 252). Dalam tahap Improve, segera
dilakukan rencana tindakan perbaikan dengan menggunakan metode 5W-
2H dan implementasipun segera dilakukan. Dari tahap Control diperoleh
kapabilitas proses sebelum implememtasui 0.939 dan setelah implementasi
0.969 serta level sigma yang dihasilkan 4.06.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.15625 second(s)