| PT. Nagasakti Paramashoes Industry (PT. NASA) merupakan perusahaan yang bergerak pada industri manufaktur di bidang sepatu yang
 memproduksi sepatu olaraga. Untuk mempertahankan keberadaannya,
 kualitas yang dihasilkan dari proses akan menjadi taruhan untuk
 mempertahankan daya saing produk sepatu olahraga terutama dalam
 menghadapi industri sejenis yang sekarang semakin banyak bermunculan
 dan memiliki profitabilitas tinggi dalam persaingan yang semakin ketat.
 Salah satu cara peningkatan profitabilitas secara internal adalah
 menurunkan biaya akibat kualitas buruk dengan menghasilkan produkproduk
 yang berkualitas (produk tanpa cacat). Penelitian ini dilakukan
 untuk menentukan langkah baru dalam mengurangi jumlah produk yang
 cacat.
 Penelitian ini menggunakan Six Sigma sebagai alat ukur, dengan
 menggunakan metode Define-Measure-Analyze-Improve-Control
 (DMAIC). DMAIC merupakan metode yang bertujuan untuk
 mengeliminasi cacat langsung ke akar penyebab utamanya.
 Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada tahap Define
 diketahui produk sepatu yang paling bermasalah adalah sepatu tipe Jumble
 dengan level sigma 4.78 sigma dan CTQ yang dihasilkan dari diagram
 pareto adalah cacat jahitan (46.3%), cacat sol tidak lengket (26.7%) dan
 cacat kulit mengkerut (17.1%). Kemudian dilanjutkan dengan tahap
 Measure diketahui level sigma untuk tipe Jumble saat ini adalah 3.82 sigma
 dengan Cp untuk proses menjahit, sol tidak lengket dan kulit mengkerut
 masih di bawah 1 (kapabilitas proses masih rendah). Setelah diketahui
 kapabilitas proses, pada tahap Analyze dimulai dengan menggunakan
 brainstorming dan diagram Fishbone, sehingga didapatkan ketiga cacat
 tersebut terjadi karena beberapa operator tidak bekerja sesuai dengan SOP
 yang berlaku di perusahaan. Kemudian dilakukan pembuatan FMEA untuk
 mencari prioritas penanganan utama berdasarkan RPN tertinggi (untuk
 cacat jahitan RPN tertinggi 343, sol tidak lengket RPN tertinggi 294 dan
 cacat kerutan RPN tertinggi adalah 252). Dalam tahap Improve, segera
 dilakukan rencana tindakan perbaikan dengan menggunakan metode 5W-
 2H dan implementasipun segera dilakukan. Dari tahap Control diperoleh
 kapabilitas proses sebelum implememtasui 0.939 dan setelah implementasi
 0.969 serta level sigma yang dihasilkan 4.06.
 |