PT. Indah Jaya merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang pertekstilan, khususnya pada jenis tekstil handuk yang berproduksi berdasarkan system job order. Perusahaan perlu menerapkan system perbaikan kualitas dan kecepatan proses produksi yang terstruktur, terutama karena tingginya tingkat persentase cacat produk dan keterlambatan dalam pengiriman produk jadi ke konsumen. Berdasarkan data pengamatan selama 3 bulan, diperoleh jumlah cacat produk handuk jenis bath towel antara 12% - 14,5%. Penerapan Metode Six Sigma dilakukan pada proses produksi perusahaan secara menyeluruh. Pada tahap Define didapatkan bahwa CTQ yang memberikan kontribusi biaya akibat kualitas buruk adalah cacat palet, cacat noda dan cacat dropper berdasarkan diagram pareto terhadap COPQ. Biaya akibat kualitas buruk yang dikeluarkan perusahaan dalam rata-rata adalah Rp 888.303.333. Pada tahap measure dilakukan perhitungan kecepatan proses yaitu sebesar 0.00034tahap/jam, selain itu juga dilakukan perhitungan kapabilitas proses sebelum implementasi sebesar 89,15%. Level sigma sebelum dilakukan implementasi adalah 3,57 sigma. Pada tahap Analyze didapat karakteristik kualitas yang paling berpengaruh terhadap terjadinya cacat pada handuk yaitu cacat palet, noda dan dropper.Akar penyebab masalah yang paling banyak menyebabkan masalah terjadi berdasarkan jumlah nilai RPN yang tertinggi pada diagram FMEA adalah karena sistem vacuum yang rusak, tidak adanya perawatan terhadap kebersihan alat angkut, tidak ada tempat tertutup untuk meletakkan handuk. Pada tahap Improve, diberikan usulan perbaikan kepada perusahaan dan dilakukan implementasi usulan rancangan perbaikan selama 3 minggu. Lalu dihitung kapabilitas proses, level sigma perusahaan, dan biaya akibat kualitas buruk setelah implementasi. Tahap control akan dilakukan oleh perusahaan dalam jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah dilakukan implementasi. Hasil akhir dari implementasi didapatkan peningkatan kapabilitas proses menjadi 90,1%. Level sigma juga mengalami peningkatan menjadi 3,64, dan terjadi penurunan biaya akibat kualitas yang buruk yang dikeluarkan perusahaan yaitu menjadi Rp719.990.000. |