Masa remaja merupakan periode peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Pada masa ini remaja di antaranya mulai mencari identitas diri, sehingga remaja mengalami banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Seiring dengan perubahan tersebut, pada usia remaja terbentuk pola konsumsi yang kemudian dapat berkembang menjadi perilaku konsumtif (Loudon & Della Bitta, 1993). Bagi kebanyakan remaja bergaya hidup seperti itu merupakan cara paling cepat untuk dapat ikut masuk ke dalam kehidupan kelompok sosial yang diidamkan (Ashadi,1985). Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu perilaku konsumtif dan jenis kelamin. Perilaku konsumtif adalah perilaku membeli, mendapatkan dan menghabiskan barang yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf tidak rasional atau berlebihan, sedangkan jenis kelamin adalah sifat jasmani atau rohani yang membedakan dua mahluk sebagai pria atau wanita. Dilihat dari jenis kelamin, biasanya wanita lebih konsumtif dibandingkan dengan pria. Reynold (1975) menyatakan bahwa remaja perempuan lebih banyak membelanjakan uangnya daripada pria untuk keperluan penampilan seperti pakaian, kosmetik, aksesoris, dan sepatu. Penelitian Taylor (dalam Reynold & Wells, 1977) juga menunjukkan bahwa remaja wanita lebih banyak membelanjakan uangnya daripada remaja pria. Menurut Johnstone, konsumen pria bersifat lebih impulsif sedangkan konsumen wanita memiliki frekuensi lebih tinggi dalam berbelanja dan kurang impulsif dibanding pria. Pada penelitian ini peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan perilaku konsumtif antara mahasiswa pria dan wanita di Universitas Katolik Atma Jaya. Subyek dalam penbelitian ini adalah remaja akhir (mahasiswa) pria dan wanita dari Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, dengan mengacu pada penelitian dari Taylor (dalam Reynold & Wells, 1977) yang menunjukkan bahwa remaja wanita lebih banyak membelanjakan uangnya daripada remaja pria. Selain itu perilaku konsumtif kerap terjadi pada masa-masa remaja, terutama remaja wanita yang menurut hasil penelitian Lamarto (1985), kaum remaja merupakan pembeli potensial untuk produk-produk seperti kaset, kosmetik, pakaian, sepatu, dan aksesoris. Hal ini dikarenakan oleh sifat-sifat remaja yang mudah terbujuk iklan (Mangkunegara, 1988), suka ikut-ikutan teman atau alasan konformitas (Hurlock, 1973), tidak realistis serta cenderung boros dalam menggunakan uangnya untuk keperluan rekreasi dan hobi (Reynold & Wells, 1977). Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan menggunakan uji beda yang melibatkan 110 orang. Data yang diperoleh dari penelitian diolah secara kuantitatif dengan t-test two tailed. Tehnik statistik ini digunakan karena ingin mengetahui perbedaan dari mean dua kelompok, karena menurut Shavelson (1996), tehnik inilah yang paling tepat. Berdasarkan keseluruhan prosedur yang dilakukan maka didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan perilaku konsumtif antara mahasiswa pria dan wanita di Universitas Katolik Atma Jaya. Dengan hasil penelitian demikian, maka disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah jumlah pernyataan dalam kuesioner dan menambah jumlah sampel serta perlu melihat perilaku konsumtif dari sudut pandang tingkatan sosial ekonominya. Selain itu, disarankan pula agar para mahasiswa mempertahankan kebiasaan tidak berperilaku konsumtif, karena dapat merugikan diri sendiri dan berpeluang mengganggu kondisi perekonomian keluarga. |