Anda belum login :: 17 Feb 2025 09:01 WIB
Detail
BukuHubungan Antara Kompetensi Dengan Motivasi Afiliasi Pada Perawat Rumah Sakit PGI Cikini
Bibliografi
Author: Kusdarwanti, Emmilia (Advisor); Slamet, Louise ; Raksadjaja, Bill Soemargo (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2004    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-629
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat kompetensi pada perawat Rumah Sakit PGI Cikini. Selain itu juga untuk melihat apakah ada hubungan antara kompetensi dengan motivasi afiliasi pada sampel perawat yang bekerja di rumah sakit.
Kompetensi merupakan karakteristik diri seseorang yang bersifat menetap dan dapat digunakan untuk meramalkan tingkah laku dan tampilan kerja (performance) seseorang dalam menghadapi satu atau berbagai situasi dan tugas. Kompetensi dapat digunakan untuk menilai apakah seseorang itu bekerja dengan baik atau tidak, bila dibandingkan dengan standart atau kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh suatu organisasi (Spencer, 1993). Pada bidang pekerjaan Helping and Human Service Workers kompetensi terdiri atas 14 dimensi/ sub kompetensi, yaitu impact & influence, developing others, interpersonal understanding, self-confidence, self-control, other personal expertise competency, professional expertise, customer service orientation, teamwork & cooperation, analytical thinking, conceptual thinking, initiative, flexibility, dan directiveness/ assertiveness.
Motivasi afiliasi adalah keinginan individu untuk menjalin hubungan yang baik, hangat, penuh persahabatan dan kehangatan dengan orang lain (McClelland, 1987). Individu dengan motivasi afiliasi yang tinggi akan sangat puas apabila berhasil melakukannya, karena itu individu dengan motivasi afiliasi tinggi akan terus mencari pemenuhan afiliasi, juga ketika bekerja. Sehingga individu dengan motivasi afiliasi tinggi akan mencari bidang pekerjaan yang akan memuaskan kebutuhan afiliasinya. Motivasi afiliasi terdiri atas 2 dimensi, yaitu intimacy motive dan fear of rejection.
Perawat adalah orang yang memiliki pendidikan khusus untuk melayani dan merawat sesamanya yang sedang sakit atau membutuhkan perawatan, serta dengan senang hati dan tanggung jawab penuh melakukannya. Karena itu, bidang pekerjaan perawat adalah bidang pekerjaan yang memerlukan motif afiliasi tinggi untuk mendukung seorang perawat mengerjakan tugas keperawatannya. Pekerjaan sebagai perawat juga termasuk dalam kategori helping & human service workers menurut Spencer (1993)
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental, dan juga termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian non-eksperimental adalah penelitian yang variabelnya tidak dapat dikontrol langsung karena memang tidak memungkinkan untuk dimanipulasi. Sedangkan penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan bila ingin mengukur atau mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan dua alat ukur, yaitu alat ukur kompetensi dan alat ukur motivasi afiliasi. Kedua alat ukur tersebut dikembangkan oleh penulis berdasarkan dimensi-dimensi yang terdapat di dalam kedua variabel penelitian tersebut. Dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment pada SPSS versi 10,05, maka didapatkan hasil penelitian Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan hasil korelasi sebesar 0.460 dan signifikan pada LOS 0.01. Hal itu memiliki arti bahwa ada hubungan yang signifikan antara kompetensi dengan motivasi afiliasi pada perawat Rumah Sakit PGI Cikini. Hal ini memiliki arti bahwa apabila kompetensi pada perawat tinggi, maka motivasi afiliasinya juga tinggi. Sebaliknya juga demikian, apabila kompetensi pada perawat rendah, maka motivasi afiliasinya juga rendah.
Dengan demikian, penelitian ini sesuai dengan teori Spencer (1993) yang mengatakan bahwa motif merupakan karakteristik kompetensi yang paling dalam, yang dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menentukan tinggi rendahnya kompetensi seseorang.
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya peneliti menggunakan ketiga motif sosial yaitu motif berprestasi, motif afiliasi dan motif berkuasa untuk dihubungkan dengan kompetensi. Agar hasil penelitian selanjutnya dapat lebih kaya informasi dan dapat menjelaskan motif sosial yang paling dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)