Masalah ekonomi Indonesia sebenarnya dapat diatasi dengan mengembangkan entrepreneurship (Swasono, 1984). Ilmuwan entrepreneurship menyatakan bila jumlah penduduk umur produktif yang bergerak di bidang wirausaha mencapat angka 5 ? 10 % dapat dikatakan bahwa entrepreneur secara kuantitas dapat mengangkat perekonomian nasional (Swasono, 1984). Sedangkan data BPS menunjukkan bahwa masyarakat yang bergerak di bidang wirausaha baru mencapat 2 %. Hal ini menunjukkan bahwa entrepreneurship belum berkembang di Indonesia. Dengan bekal pendidikan yang cukup tinggi mahasiswa diharapkan menjadi pelopor dalam bidang kewirausahaan dan dapat menciptakan lapangan kerja. Untuk mengetahui apakah mahasiswa mempunyai keinginan untuk menjadi wirausahawan dapat digunakan teori intensi theory of planned behavior yang dikemukakan oleh Ajzen (1980). Teori ini sangat berguna dalam usaha untuk memprediksi perilaku yang terencana dengan baik (Deaux, et al., 1993). Intensi dalam kerangka planned behavior theory dituntun oleh tiga hal, yaitu behavioral beliefs, normative beliefs dan control beliefs. Behavioral beliefs akan menghasilkan sikap terhadap perilaku Normative beliefs akan menghasilkan penerimaan tekanan sosial yang disebut dengan subjective norm, dan contol beliefs akan membangkitkan perceived behavior control. Kombinasi antara sikap terhadap perilaku, subjective norm dan perceived behavioral control akan menghasilkan formasi intensi. Dengan kemampuan kontrol aktual secukupnya, seseorang diharapkan dapat mewujudkan intensi itu ketika kesempatan untuk menjadi wirausahawan muncul. Untuk dapat menjadi wirausahawan yang sukses, diperlukan sejumlah karakteristik kepribadian tertentu. Karakteristik kepribadian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sifat-sifat kewirausahaan yang dikemukakan oleh Sukardi (1991). Sifat-sifat kewirausahaan tersebut adalah sfiat instrumental,prestatif, keluwesan bergaul, kerja keras, keyakinan diri, pengambilan resiko, swa-kendali, inovatif dan kemandirian. Menyadari bahwa masalah ekonomi di Indonesia terjadi di hampir seluruh pelosok negeri, maka penelitian mengenai kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausaha pada berbagai suku bangsa di Indonesia menjadi penting untuk dilakukan. Dalam kaitan dengan suku bangsa dan budaya ini, penulis melihat fenomena yang menarik pada masyarakat Bali. Masyarakat Bali tumbuh menjadi kekuatan entrepreneur yang sukses. Pendit (2001) berpendapat bahwa karena masyarakat Bali mempunyai karakteristik yang diperlukan sebagai daya dorong untuk dalam bidang kewirausahaan. Karakateristik tersebut adalah suka bekerja, tekun, jujur dan tulus, bekerja sesuai dengan kewajiban (swadarma), kemampuan (swadaya) dan keahlian (swakarma) masing-masing demi kesejahteraan dan kemakmuran bersama dalam masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah berusaha untuk memberikan gambaran tentang behavioral beliefs, sikap, normative beliefs, norma subyektif, control beliefs, perceived behavior control terhadap wirausaha, intensi menjadi wirausaha dan sifat-sifat kewirausahaan pada mahasiswa Bali. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Karakeristik sampel adalah mahasiswa Bali semester 6 ke atas yang tinggal di Bali atau tinggal di Jakarta. Metode sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Penelitian dilakukan di dua tempat, yaitu di Bali dan di Jakarta. Jumlah responden di Bali sebanyak 93 orang dan jumlah responden di Jakarta sebanyak 63 orang, Sehingga total ada 156 responden untuk penelitian ini (N=156). Ada 8 kuesioner yang harus dijawab oleh responden, yaitu kuesioner intensi, behavioral belief strength, outcome evaluation, normative belief strength, motivation to comply, control belief strength, control belief power dan kuesioner sifat-sifat kewirausahaan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa responden yang tinggal di Bali dan responden yang tinggal di Jakarta mempunyai intensi yang tinggi untuk menjadi wirausahawan.Tidak ada perbe |