Kepemimpinan merupakan sumber utama dalam menentukan apakah suatu perusahaan berfungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui sejumlah cara atau gaya yang khas yang mampu mempengaruhi proses aktivitas suatu kelompok dalam pencapaian tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan dapat dianggap sebagai ?modalitas? dalam kepemimpinan, dalam arti sebagai cara-cara yang disenangi dan digunakan oleh seseorang sebagai wahana untuk menjalankan kepemimpinannya. Keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya tidak hanya ditentukan oleh salah satu aspek semata-mata, melainkan antara sifat, perilaku, dan kekuasaan-pengaruh saling menentukan sesuai dengan situasi yang mendukungnya. Kekuasaan-pengaruh mempunyai peranan sebagai daya dorong bagi setiap pemimpin dalam mempengaruhi, menggerakkan, dan mengubah perilaku yang dipimpinnya ke arah pencapaian tujuan organisasi. Selanjutnya pemimpin berperan dalam mengarahkan dan memenuhi kebutuhan bawahan sehingga di harapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Peranan pemimpin dalam suatu usaha merupakan permasalahan penting apabila dibandingkan dengan usaha yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana factor gaya kepemimpinan mempengaruhi kepuasan kerja bawahan. Penelitian ini menggunakan dua gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional. Gaya kepemimpinan transformasional dapat di gambarkan dari seorang pemimpin yang mengkonsentrasikan usaha mereka pada tujuan jangka panjang, menempatkan nilai dan menekankan pada perkembangan visi, melakukan perubahan atau meluruskan sistem yang telah ada, serta melatih karyawan untuk memiliki tanggung jawab yang lebih besar guna perkembangan diri mereka dan orang lain. Ciri-ciri pemimpin transformasional adalah mengutamakan persahabatan, tidak egois, perhatian terhadap pengikutnya dan orang lain, mampu mengungkapkan perasaannya, bertindak kooperatif dan partisipatif. Gaya kepemimpinan Transaksional, seorang pemimpin transaksional akan mempertahankan apa yang telah ada didalam organisasinya sehingga kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di dalam organisasi. Menekankan bahwa seorang pemimpin perlu menentukan apa yang harus dilakukan bawahannya. Pemimpin transaksional akan menjelaskan perannya dengan memberikan pengenalan dan penjelasan mengenai peran dan tuntutan tugas yang dibutuhkan. Dengan cara ini diharapkan dapat mencapai hasil yang diinginkan dan demikian pula pemimpin dapat mengenal kebutuhan dan keinginan bawahan. Sampel penelitian yang digunakan yaitu para perawat, dimana para perawat tersebut berasal dari tiga rumah sakit yaitu: Rumah Sakit Tebet, Rumah Sakit PGI Cikini, dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan Transformasional mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Dan para perawat puas terhadap gaya kepemimpinan yang ada saat ini. |