Anda belum login :: 27 Nov 2024 16:20 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Konsep Diri Dan Kepuasan Perkawinan Pada Individu Dewasa Muda Yang Berasal Dari Latar Belakang Keluarga Bercerai Dan Keluarga Tidak Bercerai
Bibliografi
Author:
Sulistiyabudi, Dewi Astuti
;
Dewi, Zahrasari Lukita
(Advisor)
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2004
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Dewi Astuti Sulistiyabudi's Undergraduated Theses.pdf
(301.0KB;
71 download
)
Dewi Astuti Sulistiyabudi's - INTISARI.pdf
(276.4KB;
3 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-584
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Setiap individu yang telah menikah memiliki maksud dan tujuan untuk
mendapatkan kepuasan dalam perkawinannya. Kepuasan perkawinan dipengaruhi
oleh banyak faktor, ada faktor sebelum dan faktor setelah perkawinan. Salah satu
faktor yang sangat berkaitan dengan kepuasan perkawinan adalah bagaimana
seseorang secara sadar mempersepsikan dirinya sendiri. Persepsi tersebut akan
berkembang menjadi suatu konsep mengenai dirinya sendiri yang disebut sebagai
konsep diri (Burns, 1993). Penelitian ini bertujuan untuk melihat Hubungan antara
konsep diri dan kepuasan perkawinan pada individu dewasa muda yang berasal
dari latar belakang keluarga bercerai dan pada individu yang berasal dari latar
belakang keluarga tidak bercerai. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat
apakah ada atau tidak perbedaan konsep diri dan kepuasan perkawinan yang
dimiliki pada kedua kelompok individu tersebut.
Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan kuantitatif noneksperimental.
Dengan variabel pertamanya adalah konsep diri, yang akan diukur
dengan skala konsep diri dari Natalina (2003) yang mengacu pada TSCS
(Tennesse Self Concept Scale ) dari Fitts (1971) dengan 4 (empat) aspek yang ada
yaitu, aspek harga diri, kritik diri, integritas diri dan keyakinan diri. Variabel
kedua penelitian ini adalah kepuasan perkawinan, yang akan diukur dengan skala
kepuasan perkawinan yang disusun oleh peneliti berdasarkan pada 10 area dalam
kepuasan perkawinan yang dikemukakan oleh Fowers dan Olson (1989). Kedua
alat ukur tersebut di atas dilengkapi dengan data kontrol untuk masing-masing
subyek penelitian.
Sampel pada penelitian ini diperoleh melalui teknik purposive sampling.
Jumlah sampel keseluruhan 90 orang dengan pembagian 43 orang yang berasal
dari latar belakang keluarga bercerai dan 47 orang yang berasal dari latar belakang
keluarga tidak bercerai. Karakteristik sampel yang telah ditentukan adalah rentang
usia 20-40 tahun, usia perkawinan 1-10 tahun, berdomisili di wilayah
JABOTABEK, pendidikan terakhir minimal SMA , dan yang terakhir khusus
untuk individu yang berasal dari latar belakang keluarga bercerai dipilih individu-
individu yang ketika orang tuanya bercerai berusia 1-12 tahun. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik korelasi pearson
product moment dengan level of significancy 0,05 (two tail). Selain itu, digunakan
pula teknik analisis statistik uji t (t-test) dengan level of significancy 0,05
(two tail). Seluruh pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi
12.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tidak hubungan antara konsep
diri dan kepuasan perkawinan pada kelompok individu yang berasal dari latar
belakang keluarga bercerai. Se mentara pada kelompok individu yang berasal dari
latar belakang keluarga tidak bercerai terdapat hubungan yang positif antara
konsep diri dan kepuasan perkawinan. Selain itu, pada uji perbedaan diketahui
bahwa ada perbedaan konsep diri dan tidak ada perbedaan pada kepuasan
perkawinan yang dimiliki antara individu dewasa muda yang berasal dari latar
belakang keluarga bercerai dan keluarga tidak bercerai. Perbedaan konsep diri
pada kedua kelompok tersebut diperjelas dengan adanya perbedaan pada aspekaspek
yang ada dalam konsep diri itu sendiri yaitu, aspek harga diri dan aspek
keyakinan diri. Skor konsep diri pada kelompok individu yang berasal dari latar
belakang keluarga bercerai memiliki kecenderungan yang lebih rendah
dibandingkan kelompok individu yang berasal dari keluarga tidak bercerai. Skor
kepuasan perkawinan yang dimiliki oleh individu pada kedua kelompok tersebut
sama-sama memiliki kecenderungan yang tinggi.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.171875 second(s)